Network
ZONA PRIANGAN - Tumbuhan memang tidak bisa berteriak “siapa yang telah melakukannya” namun tumbuhan bisa memberi petunjuk vital saat menemukan kuburan gelap, ujar para peneliti.
Para pakar forensik di Amerika Serikat telah mulai bereksperimen dalam penanaman mayat, sebuah fasilitas di mana proses pembusukan bisa dipelajari, untuk mengeksplorasi apakah mayat manusia yang membusuk akan meninggalkan tanda-tandanya pada vegetasi di sekitarnya, contoh menyebabkan warna pada dedaunannya.
Bila berhasil, menurut tim pakar, pendekatan ini bisa membantu menemukan dan mengidentifikasi mayat. “Seharusnya ada perubahan spektral yang terjadi dalam rimbunnya daun-daun, yang bisa kita lihat,” kata Neal Stewart, profesor sains tumbuhan di Universitas Tennessee, AS dan pemimpin untuk proposal eksperimen ini.
Baca Juga: Ini Update Harga Sepeda Gunung Polygon, 6 September 2020, Rentang Harga Rp 2 jutaan - Rp 4 jutaan
Menulis dalam jurnal Trends in Plant Science, Stewart dan koleganya mencatat bahwa di AS sendiri ada sekitar 100.000 orang hilang tiap tahunnya. Mereka mengatakan pencarian di hutan dengan berjalan kaki sangatlah menantang, dan dengan penginderaan jarak jauh di darat pun bisa terhalang kerimbunan hutan.
Tim ini mengatakan tumbuhan sendiri mungkin bisa memberikan petunjuk, dan bila demikian mungkin bisa dideteksi dari atas menggunakan sensor atau drone.
Mereka mengatakan, kuncinya adalah bahwa mikroba dan zat kimia yang berhubungan dengan tubuh yang membusuk, yang disebut necrobiome, yang bisa mengubah lingkungan sekitarnya. Tim ini mencatat bahwa rata-rata tubuh manusia mengandung sekitar 2,6 kg nitrogen.
Baca Juga: Ini Harga Sepeda Gunung Element SPY 2.0 yang Murah Banget
“Dengan perubahan nitrogen yang besar, tumbuhan akan merespon dengan menghasilkan banyak klorofil, sekurangnya, itulah harapan kami. Namun ini bisa menekan beberapa spesies tumbuhan atau semak sehingga mungkin tumbuhan akan kehilangan daunnya atau mengubah warna daunnya, menjadi kuning atau merah,” kata Stewart.
