Dalam penelitian yang dilakukan oleh Greenpeace East Asia, sebuah organisasi non-pemerintah yang berfokus pada lingkungan, memperkirakan bahwa tingkat daur ulang smartphone di Tiongkok di bawah 2 persen.
Artinya hanya dua dari 100 smartphone lama yang didaur ulang dengan benar alih-alih dibuang atau disimpan begitu saja.
Baca Juga: Pusing Tidak Punya Kerja, Cobain Profesi Ini Dijamin Kebanjiran Order di Tahun 2021
Konsumen China menggunakan smartphone model terbaru yang lebih baik setiap tahun.
Hasilnya adalah penumpukan besar sampah elektronik yang dapat diekstraksi untuk daur ulang, termasuk logam seperti tembaga dan emas.
China pernah menjadi tempat pembuangan produk elektronik dunia, tepatnya di Kota Guiyu di Provinsi Guangdong.
Baca Juga: Jalankan 8 Tahapan Ini agar Jual Beli Online yang Dilakoni Meraih Sukses
Kota Guiyu terkenal dengan ribuan bengkel kecilnya yang membongkar komputer dan elektronik tua.
Akan tetapi, masa-masa itu telah berakhir sejak pemerintah China melarang impor "sampah asing" dan meningkatkan pengawasan lingkungan terhadap pembuangan barang elektronik.
Hal tersebut untuk mencegah kontaminasi air tanah yang dapat sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.