Lelang Gula Selalu Rendah, Petani Tebu Terancam Rugi

- 4 Agustus 2020, 16:37 WIB
                    PEKERJA tebang tebu sebagian besar sudah berusia lanjut dan tidak ada regenerasi.*/TATI PURNAWATI/KABAR CIREBON
PEKERJA tebang tebu sebagian besar sudah berusia lanjut dan tidak ada regenerasi.*/TATI PURNAWATI/KABAR CIREBON /

Pupuk dan obat juga demikian serta sewa lahan yang setiap tahun mengalami kenaikan.

Ditambah ongkos kendaraan juga mahal, terlebih jika kendaraan tidak bisa mengangkut hingga di tengah perkebunan akibatnya angkutan dari kebun hingga kendaraan harus diangkut menggunakan orang.

Baca Juga: Dukung Pengusaha Kecil, Pemkab Pangandaran Beli Alat Uji Laboratorium Makanan

“Upah tebang dan angkut telah mencapai Rp 11.000 per kw, dan pekerja juga sulit karena kan pekerja tebu tidak ada regenerasi,” ungkap Suparman.

Semua pekerja sudah tua,tidak ada yang meneruskan. Anak muda lebih suka mencari pekerjaan lain dari pada harus nebang tebu panas-panasan

Dia pun berharap pemerintah tetap mempertahankan pabrik gula jika mungkin bisa menambah kapasitas giling.

Baca Juga: Polisi Berbaik Hati, Selama Pandemi Covid-19, Lupa Perpanjang SIM atau STNK Tidak Ditilang

Karena persaoalan yang dihadapi petani juga akibat terbatasnya pabrik sehingga hampir semua hasil panen tebu dari wilayah III serta Sumedang dan Subang melakukan giling di PG Jatitujuh.

Karena pabrik yang terbatas, pada awal penebangan tahun 2020 ini, menurut Suparman, pernah hasil panen hingga tiga hari tidak bisa digiling.

Semua kendaraan pengangkut tebu menginap dua malam hingga berderet memanjang menunggu masuk ke pabrik.

Halaman:

Editor: Parama Ghaly


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x