Petani Arjasari Ekspor Ubi Jalar (Boled), Cocok untuk Bahan Eskrim di Hong Kong

- 8 September 2020, 12:48 WIB
GUBERNUR Jawa Barat, Ridwan Kamil secara simbolis melepas ekspor ubi jalar dari Arjasari ke Hong Kong.*/ENGKOS KOSASIH/GALAMEDIA
GUBERNUR Jawa Barat, Ridwan Kamil secara simbolis melepas ekspor ubi jalar dari Arjasari ke Hong Kong.*/ENGKOS KOSASIH/GALAMEDIA /

Baca Juga: Bahaya, Tinggi Permukaan Laut Bertambah Akibat Mencairnya Gletser di Antartika

Ia berharap ada dukungan dari Dirjen Keanekaragaman Kacang dan Ubi dalam pemasaran ubi jalar asal Kabupaten Bandung tersebut. Mengingat, produksi ubi jalar tersebut memiliki kepentingan yang luar biasa untuk kebutuhan pangan.

Dalam pelaksanaan impor ubi jalar itu, Kang Emil pun menitipkan kualitas bahan pangan yang dipasarkan ke luar negeri. Mengingat sebelumnya ada kasus dalam pengiriman produk pertanian ke negara lain, ditolak oleh negara yang bersangkutan karena ada serangga.

"Kami berharap, impor ubi jalar ini mencapai ribuan ton," harapnya.

Baca Juga: Wuhan Dikenal dengan Virus Corona, Kini Banyak Orang yang Penasaran Ingin Terbang ke Sana

Sebelumnya, ia mengungkapkan, warga petani di Subang sudah melaksanakan ekspor jahe ke Singapura. Untuk itu, ia berharap kepada sejumlah pihak untuk mencari tahu, kebutuhan pangan apa saja yang laku di pasaran.

Kang Emil juga berharap kepada Kementerian Pertanian untuk menghibahkan anggaran untuk pergudangan. Gudang itu untuk penyimpanan hasil pertanian. Dengan harapan bisa mensejahterakan para petani.

"Kami juga menitipkan kepada para petani, dalam pelaksanaan ekspor jangan main-main. Bentuk kemasan serapih mungkin. Supaya tidak ada penolakan dan barang kembali. Seperti contoh saat ekspor gedong gincu ke Jepang, karena ada bintik hitam akhirnya ditolak," ungkapnya.

Baca Juga: Rekor Infeksi Harian Covid-19 Capai 78.761 Kasus, Terjadi di Negara Ini

Ia juga mengaku bangga kebutuhan ubi jalar surplus dan bisa ekspor. Ia mendorong kepada pemerintahan setempat untuk mencari pasar lainnya.

Kang Emil juga menyikapi tentang ketahanan pangan di Kabupaten Bandung, khususnya dalam impor susu yang masuk ke dalam negeri. Ia menilai, masih cukup tinggi impor susu dari luar negeri untuk kebutuhan susu nasional.

Untuk menunjang kebutuhan susu di dalam negeri, Kang Emil menyebutkan, seluas 1.000 hektare lahan di Kecamatan Rancabali untuk kawasan peternakan sapi yang menghasilkan susu dan pertanian terpadu lainnya.

Baca Juga: Pulau Jawa Paling Terang di Malam Hari, Papua Terlihat Gelap

Halaman:

Editor: Parama Ghaly


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah