Swiftflation: Dampak Besar Album dan Tur Taylor Swift pada Ekonomi dan Penjualan

- 23 Mei 2024, 23:27 WIB
Taylor Swift menghadiri pemutaran perdana Taylor Swift: The Eras Tour di Los Angeles, California, A.S., 11 Oktober 2023.
Taylor Swift menghadiri pemutaran perdana Taylor Swift: The Eras Tour di Los Angeles, California, A.S., 11 Oktober 2023. /REUTERS/Mario Anzuoni/File Photo

ZONA PRIANGAN - Superstar musik Taylor Swift merilis album terbarunya, "The Tortured Poets Department," hanya dua minggu sebelum akhir kuartal Target - namun penjualan sudah cukup untuk mendongkrak bisnis hiburan retailer tersebut. Target melaporkan bahwa kategori ini tumbuh dengan angka satu digit pada kuartal terbaru, berkat penawaran eksklusif untuk album terbaru Swift.

Swift merilis 16 lagu pertama dari "Poets" pada 19 April, dan dua jam kemudian mengejutkan para penggemarnya dengan mengungkapkan bahwa ini adalah album ganda dengan tambahan 15 lagu lagi. Kuartal pertama Target berakhir pada 4 Mei.

"Versi eksklusif album ini hanya untuk Target dan tiga opsi CD eksklusif menjadikannya pre-order musik terkuat dalam sejarah kami," kata Christina Hennington, chief growth officer Target, dalam laporan pasca-pendapatan pada hari Rabu, dikutip ZonaPriangan.com dari Reuters.

Baca Juga: Album Taylor Swift, 'The Tortured Poets Department,' Laris Manis di Pasaran Amerika Serikat

Perusahaan juga menambahkan bahwa penjualan meningkat berkat acara di dalam toko yang ditingkatkan untuk album ini, termasuk vinyl eksklusif Target yang memiliki lagu bonus.

Vinyl dari The Tortured Poets Department + Bonus Track 'The Manuscript' dijual seharga $45.99 atau sekitar Rp738 ribu, menurut laman Target.

Penjualan album tradisional dari rilis ini mencapai total 1,91 juta pada minggu yang berakhir 25 April, mencakup album digital download, CD, kaset, dan juga termasuk 859.000 penjualan vinyl, seperti dilaporkan oleh Billboard mengutip data dari Luminate.

Swift, 34, terus mencetak tonggak sejarah industri musik dan meningkatkan ekonomi lokal lewat The Eras Tour, yang dilanjutkan di Paris awal bulan ini, sebuah fenomena yang disebut beberapa ekonom sebagai "Swiftflation".***

Editor: Toni Irawan

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah