Lumba-lumba di Brasil Melatih dan Mengarahkan Manusia Menjaring Ikan di Laguna

3 Februari 2023, 07:25 WIB
Lumba-lumba diyakini pertama kali bekerja sama dengan nelayan Brasil sekitar 140 tahun lalu. Hewan ini diketahui memandu belanak ke perairan dangkal pantai Laguna, tempat mereka dapat dengan mudah dijaring. /Fabrizio Frigeni/Unsplash

ZONA PRIANGAN - Lumba-lumba hidung botol yang telah menggiring belanak untuk nelayan di Brasil tenggara selama lebih dari satu abad kini membantu para ilmuwan mengungkap misteri yang lebih dalam di balik kolaborasi antara hewan dan manusia.

Sebuah studi baru yang menunjukkan bahwa mamalia laut mungkin sebenarnya sedang melatih rekan terestrial mereka.

Hasil analisis yang dilakukan oleh Mauricio Cantor, seorang ahli ekologi perilaku di Oregon State University, Corvallis, diterbitkan Senin di Proceedings of the National Academy of Sciences.

Baca Juga: Penyelamatan Dramatis, Sekelompok Lumba-Lumba Pahlawan yang Menyelamatkan Perenang dari Serangan Hiu 6 Kaki

Penelitian ini didasarkan pada 5.000 kunjungan memancing dan 177 wawancara dengan nelayan di kota pesisir kecil Laguna -- tempat makhluk laut yang lembut diyakini pertama kali bekerja sama dengan nelayan sekitar 140 tahun lalu.

Data dikumpulkan dari 2018 hingga 2019, dan untuk pertama kalinya para peneliti menyelidiki apakah lumba-lumba juga mendapat manfaat dari kemitraan alami dengan manusia, lapor A.L. Lee untuk UPI.com, 31 Januari 2023.

Lumba-lumba diketahui berenang di laguna sempit dari Samudera Atlantik, membimbing ikan kecil ke perairan dangkal di mana mereka dapat dengan mudah terjaring.

Baca Juga: Hadiahkan Al Fatihah untuk Diri Sendiri, Ini Cara Mengamalkannya dan Rasakan Manfaat serta Keutamaannya

Para ilmuwan juga mengamati hewan-hewan yang menggelepar-gelepar di air pada waktu-waktu tertentu, yang berfungsi untuk mengingatkan para nelayan tentang lokasi tangkapan yang tepat.

"Kami tahu para nelayan sedang mengamati lumba-lumba untuk menentukan kapan harus melempar jala mereka," kata Cantor kepada Science. "Tapi kami tidak tahu apakah lumba-lumba mengoordinasikan perilaku mereka dengan para nelayan."

Subyek penelitian manusia juga ditanya kualitas spesifik apa yang membuat lumba-lumba cocok untuk memancing, dan sebagian besar mengatakan mereka mencari sikap kooperatif pada hewan serta keandalannya untuk membantu mereka menangkap makanan secara teratur.

Baca Juga: Iblis Juga Beranak-pinak dengan Perbandingan 9:1 dengan Manusia, Benarkah? Ini keterangannya

Pada saat yang sama, para ilmuwan juga memperhatikan bahwa lumba-lumba sedang mengamati para nelayan saat mereka dengan bersemangat menebarkan jalanya ke perairan yang keruh. Upaya terkoordinasi tampaknya diatur waktunya dengan sempurna dan sering menghasilkan keuntungan besar bagi manusia dan binatang.

"Lumba-lumba hampir seperti guru," kata Cantor.

Penelitian tersebut menemukan bahwa 86% tangkapan yang dihasilkan berasal dari "interaksi sinkron" dengan lumba-lumba. Studi tersebut juga menunjukkan bahwa nelayan 17 kali lebih mungkin mendapatkan tangkapan ikan belanak dalam jumlah besar saat lumba-lumba ada di laguna.

Baca Juga: Ini Sweet Fishs Café - Tempat Gokil dengan Ratusan Ikan Koi Berseliweran di Kaki Pengunjung

Tidak setiap ekspedisi berhasil karena terkadang terjadi kekacauan komunikasi antara lumba-lumba dan nelayan. Namun, sekitar setengah dari upaya penangkapan ikan yang tercatat dianggap sebagai karunia besar bagi wilayah tersebut.

Simon Ingram, seorang ahli biologi kelautan di University of Plymouth, yang telah melakukan penelitian terpisah tentang interaksi manusia dengan hewan air.

Ingram menjelaskan bahwa penelitian baru ini membuktikan bahwa hewan seperti lumba-lumba memainkan peran yang lebih penting dalam adaptasi dan kelangsungan hidup manusia daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Baca Juga: Merasakan Sensasi Nikmatnya Menyeruput Kopi Panas ala Nelayan Aceh Barat di Kupi Khop

Hal ini ditunjukkan oleh perilaku lumba-lumba yang memberi tahu nelayan "di mana harus berdiri dan kapan harus bersiap untuk melempar jalanya".

"Sepertinya lumba-lumba sedang melatih manusia," kata Ingram.

Studi tersebut "menunjukkan dengan meyakinkan bahwa ketika kedua spesies mendapatkan waktu yang tepat, para nelayan menangkap lebih banyak belanak, dan lumba-lumba mengeluarkan lebih banyak dengungan akhir," kata Claire Spottiswoode, seorang ahli ekologi perilaku di University of Cambridge.

Baca Juga: 'Ikatan Cinta' Jumat 3 Februari 2023: Dyandara Diculik, Adu Domba Al dengan Zara Dilakukan secara Serampangan

Stephanie King, ahli ekologi perilaku lainnya di University of Bristol, berteori bahwa hubungan antara lumba-lumba Laguna dan manusia berevolusi dari waktu ke waktu karena kedua spesies secara meyakinkan mengakui peluang untuk saling menguntungkan.

Interaktivitas manusia-lumba-lumba serupa telah dicatat di Australia timur, Mauritania, dan Asia Tenggara, tetapi praktik penangkapan ikan asli seperti ini menjadi semakin usang di dunia modern.

Baca Juga: Lapangan Sepak Bola Misterius Terlihat di Desa Nelayan di Sebuah Pulau Paling Terpencil di Dunia

Penangkapan ikan berlebihan juga mengancam akan berdampak pada industri perikanan Brasil karena jumlah belanak telah turun drastis selama dekade terakhir.

"Tanpa belanak, kemitraan ini akan berakhir," ungkap Cantor.***

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: UPI.com

Tags

Terkini

Terpopuler