ZONA PRIANGAN - Raghvendra Kumar, seorang warga Madhubani di Bihar, India rela menjual tanah leluhurnya hanya untuk membagikan lebih dari 50.000 helm kepada pemotor yang tak memiliki helm.
"Saya kehilangan teman, Krishna, pada 2014 saat ia mengalami kecelakaan lalu lintas di Greater Noida Expressway. Ia mengendarai tanpa helm,” kata Kumar kepada Indiatimes dalam sebuah wawancara.
Kematian Krishna sangat mengguncang Kumar dan ia memutuskan bahwa tidak boleh ada lagi yang meninggal di jalan raya karena kurangnya keamanan.
"Saya tak menyadari betapa pentingnya sebuah helm hingga kejadian itu, dan saya yakin masih banyak pemotor yang tidak menyadarinya sampai mereka kehilangan orang-orang tercintanya dengan cara yang sama.
Saya kemudian berketetapan hati jika saya bisa menyelamatkan nyawa dengan memperingatkan mereka untuk memakai helm, itu akan menjadi pelajaran bagi saya,” katanya.
Sejak tragedi menimpa temannya, Kumar telah membagikan lebih dari 50.000 helm dan ia pun populer disebut sebagai “Manusia Helm dari India”.
Baca Juga: Aneh, di Negara Ini, Pria Ingin Jadi Wanita, Duda Berubah Jadi Janda, Pemuda Jadi Pemudi
"Pertama kali saya menjual beberapa perhiasan, yang dimiliki di rumah, untuk mendapatkan sejumlah helm, tetapi itu tidaklah cukup.
Kemudian saya memutuskan untuk menjual tanah leluhur,” tambahnya sambil mengakui sulitnya menyadarkan orang-orang untuk menggunakan helm.
Selain Kumar, ada Harman Singh Sidhu yang melakukan kampanye untuk melarang penjualan minuman keras di semua negara bagian dan jalanan nasional.
Baca Juga: Kasir Cantik Baru Kerja 3 Minggu di Burger King Tewas Secara Tragis, Ini Penyebabnya
Juga Deepak Sharma, seorang dosen di distrik Ferozepur Punjab, yang menjalankan sebuah yayasan yang melakukan program kesadaran melawan pengemudi di bawah umur.
Kesamaan di antara ketiga orang ini adalah kehilangan orang tercinta dalam sebuah tragedi yang mengubahnya menjadi para pejuang keselamatan di jalanan.
Lima tahun sejak Deepak Sharma kehilangan putranya Mayank yang masih berusia 16 tahun dalam sebuah kecelakaan sepedamotor, ia masih menyesali, “Saya seharusnya bisa menghentikan dia”.
Kecelakaan tersebut, mengubahnya menjadi aktivis keselamatan jalan raya yang memperingatkan para orang tua untuk melarang anaknya yang belum cukup umur membawa kendaraan bermotor.
"Saya seharusnya bisa menghentikan dia dan penyesalan ini akan terus menghantui saya selamanya.
Saya menjalankan kampanye kesadaran untuk para orang tua sehingga suatu saat mereka tidak harus menyesali bahwa mereka seharusnya menghentikan anaknya mengendarai sebelum mencapai usianya,” kata Sharma.***