Mengapa Air Jadi Faktor Terpenting dan Salah Satu Zat Gizi Utama yang Dibutuhkan Manusia? Ini Alasannya

- 15 Februari 2022, 13:04 WIB
Air sumber kehidupan. Ternyata air faktor terpenting dan salah satu zat gizi utama yang dibutuhkan manusia.
Air sumber kehidupan. Ternyata air faktor terpenting dan salah satu zat gizi utama yang dibutuhkan manusia. /Pixabay/Public Domain Pictures/

Menurut dia, mineral merupakan mikronutrien yang dibutuhkan tubuh, kebutuhan mineral tubuh bervariasi dan masing-masing mineral memiliki kontribusi yang penting dalam membantu kerja metabolisme tubuh.

"Air mineral memiliki keunikan kandungan mineral alami dari alam yang baik untuk dikonsumsi dan memberikan banyak manfaat bagi metabolisme tubuh," ujarnya.

Baca Juga: Arab Saudi Lepaskan Bom Menghancurkan Stasiun Bumi untuk Satelit Milik Houthi di Sanaa, Yaman

Sementara menurut Peneliti Senior Seafast Center – LPPM IPB, Prof Ratih Dewanti-Hariyadi menjelaskan bahwa untuk memberikan manfaat yang optimal, penting bagi kita untuk mengetahui dan menyeleksi darimana sumber air yang kita konsumsi berasal.

"Air minum adalah kebutuhan utama dalam kehidupan makhluk hidup. Khususnya bagi manusia, air minum yang dikonsumsi harus memiliki kriteria mutu (quality) tertentu, diantaranya tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa ketika diminum, serta memenuhi syarat keamanan (safety) yakni tidak mengandung cemaran biologi, kimia maupun fisik dalam jumlah yang melebihi persyaratan," paparnya.

Walaupun tampak bersih, jernih, tidak berbau dan tidak berasa, jelas Prof Ratih, air masih mungkin tercemar oleh mikroba patogen atau bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan manusia yang dapat berasal dari pencemaran lingkungan, kegiatan pertanian, kegiatan domestik, serta pengendalian proses yang kurang baik.

Baca Juga: Klarifikasi Ustadz Khalid Basalamah: Saya Minta Maaf dan Tak Ada Kata-Kata Saya Mengharamkan Wayang

"Di Indonesia, Air Minum dalam Kemasan yang memenuhi standar nasional yang mengacu pada pedoman internasional (Codex, WHO) dapat dihasilkan melalui pengendalian yang baik terhadap sumber air, teknologi penghilangan cemaran biologi maupun fisik yang tepat, serta penanganan dan/atau pengemasan yang baik pasca proses penghilangan cemaran," ungkapnya.
 
Berdasarkan data Indeks Kualitas Air dari BPS (2019), terdapat 10 dari 34 provinsi di Indonesia yang memiliki Indeks Kualitas Air rendah akibat berbagai kontaminasi.

Hal ini, lanjut Prof Ratih, diperkuat dengan data dari Kementerian Kesehatan (2020), yang menunjukkan bahwa 7 dari 10 rumah di Indonesia masih mengkonsumsi air dari infrastruktur yang terkontaminasi oleh bakteri E coli, dan hanya 11.9% rumah yang memiliki akses terhadap air yang aman untuk dikonsumsi.

Baca Juga: Pengakuan 'Penjelajah Waktu': Kota New York Akan Dibom oleh Pilot Angkatan Udara China yang Nekat
 
"Oleh karena itu, penyediaan air yang aman dan berkualitas serta jaminan ketersediaannya yang berkelanjutan menjadi tanggung jawab kita bersama," ujarnya.

Halaman:

Editor: Yurri Erfansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x