Ajak Masyarakat Kurangi Limbah Pakaian dengan Perpanjang Masa Pakai Baju, Lewat Gerakan Bahagia Berbagi Baju

- 30 April 2022, 23:26 WIB
Ajak masyarakat kurangi limbah pakaian dengan perpanjang masa pakai baju, lewat gerakan #BahagiaBerbagiBaju.
Ajak masyarakat kurangi limbah pakaian dengan perpanjang masa pakai baju, lewat gerakan #BahagiaBerbagiBaju. /Pixabay/Conger Design/

Marketing Director Reckitt Indonesia, Rahul Bibhuti, menyatakan mengenakan pakaian terbaik merupakan bentuk sukacita dalam menyambut Hari Raya.

"Mengingat di antara kita masih banyak yang tidak bisa membeli baju baru untuk merayakan lebaran, maka melalui gerakan #BahagiaBerbagiBaju, Vanish ingin mengajak masyarakat Indonesia untuk turut berbagi kebahagiaan dengan ‘menghidupkan kembali’ pakaian lama layak pakai mereka dengan Vanish agar menjadi pakaian yang terlihat bersih dan pantas dikenakan untuk menyambut momen kebersamaan ini," katanya.

Baca Juga: China Ciptakan Pakaian Tahan Api, Penggunanya Tidak Terbakar dan Tetap Merasa Dingin

Turut mendukung gerakan #BahagiaBerbagiBaju, Aghnia Punjabi, seorang influencer hijab yang juga merupakan pengusaha fashion mengatakan bahwa dalam industri fashion, terdapat istilah fast fashion untuk menggambarkan bagaimana pakaian diproduksi secara cepat agar dapat terus mengikuti tren terbaru.

"Perilaku membeli baju lebaran baru pun salah satunya didorong oleh tren fashion yang menampilkan desain yang berbeda setiap tahunnya," ujarnya.

Menurut artikel yang dirilis The World Bank tahun 2019, fast fashion dapat memperburuk masalah lingkungan karena mendorong lahirnya produk fashion yang memiliki masa pakai lebih singkat.

 Baca Juga: Emma Watson Mengenakan Pakaian Daur Ulang dan Menarik Perhatian dalam Acara Earthshot Prize

Sebanyak 50 miliar pakaian baru diproduksi tahun 2000, dan 20 tahun kemudian tepatnya tahun 2020, tercatat rata-rata konsumen membeli pakaian 60% lebih banyak.

Tidak hanya membeli lebih banyak, konsumen juga membuang lebih banyak pakaian. Kurang dari 1% pakaian bekas didaur ulang menjadi pakaian baru. Diperkirakan setiap tahunnya sekitar USD 500 miliar hilang akibat pakaian yang berakhir di tempat pembuangan sampah karena tidak disumbangkan atau didaur ulang.

Sebagai seorang Muslimah, Aghnia pun percaya keberhasilan ibadah Ramadhan tidak hanya tercermin dari berpuasa sebulan penuh melainkan juga dari bagaimana kita mendorong diri untuk menjadi lebih baik, salah satunya dalam hal konsumsi pakaian.

Halaman:

Editor: Yurri Erfansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x