Pembuat Deterjen Membantu NASA Meneliti Bagaimana Astronot Mencuci Pakaian di Luar Angkasa

- 30 Juni 2021, 07:02 WIB
 Astronot NASA Jessica Meir berlatih di luar angkasa pada tahun 2020, di mana mencuci pakaian saat ini tidak mungkin dilakukan.
Astronot NASA Jessica Meir berlatih di luar angkasa pada tahun 2020, di mana mencuci pakaian saat ini tidak mungkin dilakukan. /UPI/NASA

ZONA PRIANGAN - Orlando, Florida- Pembuat deterjen dan NASA bekerja sama untuk meneliti bagaimana astronot dapat mencuci pakaian di luar angkasa, terutama pada misi Luar Angkasa dengan menggunakan energi dan air yang minimal.

Procter & Gamble telah menandatangani perjanjian dengan NASA, yang dikenal sebagai Space Act Agreement. Di bawah pakta tersebut, NASA mencari solusi binatu di luar angkasa, sementara deterjen, Tide, mendapatkan publisitas dan memajukan pengembangan produk. Kedua belah pihak membayar biaya mereka sendiri.

NASA ingin menghindari pengiriman ratusan pon pakaian ke astronot, yang memakainya selama beberapa hari sebelum dibuang. Badan antariksa akhirnya membuang pakaian yang sudah usang ke dalam pesawat ruang angkasa kargo yang terbakar di atmosfer, kata peneliti Mark Sivik dalam sebuah wawancara.

Baca Juga: Sebuah Keluarga di Baton Rouge Kaget Setengah Mati Menemukan Rp725 Triliun Terkirim ke Rekeningnya

"Kami tidak dapat terus mengirimkan pakaian dalam jumlah besar, jadi kami sedang meneliti cara untuk membersihkan pakaian secara lebih efektif," kata Sivik, staf ilmuwan untuk Procter & Gamble yang berbasis di Ohio. "NASA bertanya, 'Apakah ada cara untuk benar-benar mencuci pakaian di luar angkasa?'"

Perusahaan telah mengambil proyek untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman dengan menguji produk baru yang potensial dalam gayaberat mikro, kata Sivik. Banyak perusahaan membayar NASA ribuan dolar untuk melakukan penelitian semacam itu di luar angkasa.

Kurangnya gravitasi di ruang angkasa berarti air, pakaian, dan sabun tidak berlaku sama seperti di Bumi, seperti dikutip ZonaPriangan dari laman UPI.com, 25 Juni 2021.

Baca Juga: Korea Utara Akan Kehabisan Makanan dalam 2 Bulan, Penurunan Berat Badan Kim Jong Un Bisa Jadi Aksi Propaganda

Karena pengiriman air ke laboratorium yang mengorbit mahal, air didaur ulang dan dilestarikan sebagai komoditas berharga, kata Sivik. Itu akan menjadi hampir tidak mungkin dalam perjalanan panjang ke Mars, yang jaraknya minimal 34 juta mil.

Halaman:

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: UPI.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x