"Hubungan antara penggunaan ganja, skor nyeri dan konsumsi opioid telah dilaporkan dalam penelitian yang lebih kecil, tetapi mereka memiliki hasil yang bertentangan," tambah Dr Ekrami.
"Studi kami memiliki ukuran sampel yang jauh lebih besar dan tidak termasuk pasien dengan diagnosis nyeri kronis atau mereka yang menerima anestesi regional, yang akan sangat bertentangan dengan hasil kami," katanya.
"Selanjutnya, kelompok studi kami diseimbangkan oleh faktor pembaur termasuk usia, jenis kelamin, tembakau. dan penggunaan obat terlarang lainnya, depresi, dan gangguan psikologis," ujarnya.
Dr Ekrami mencatat bahwa penelitian tambahan diperlukan untuk menentukan efek ganja pada hasil bedah lebih lanjut.
"Dokter harus mempertimbangkan bahwa pasien yang menggunakan ganja mungkin memiliki lebih banyak rasa sakit dan memerlukan dosis opioid yang sedikit lebih tinggi setelah operasi, menekankan perlunya terus mengeksplorasi pendekatan multimodal untuk mengontrol nyeri pasca-bedah," pungkasnya.***