Temuan Greenpeace: Sebagian Besar Plastik Tidak Dapat Didaur Ulang

- 25 Oktober 2022, 11:00 WIB
Greenpeace mengatakan bahwa sekitar 95 persen dari plastik yang digunakan oleh rumah tangga AS bukanlah jenis plastik yang dapat didaur ulang.
Greenpeace mengatakan bahwa sekitar 95 persen dari plastik yang digunakan oleh rumah tangga AS bukanlah jenis plastik yang dapat didaur ulang. /UPI/Divyakant Solanki/EPA-EFE/File Photo

ZONA PRIANGAN - Sekitar 95% dari plastik yang digunakan oleh rumah tangga di AS berakhir di tempat pembuangan sampah daripada di stasiun daur ulang, kelompok lingkungan Greenpeace mengatakan pada hari Senin.

Greenpeace menemukan bahwa hanya sekitar 5% dari plastik yang dibuang yang didaur ulang. Itu berarti sekitar 5 juta ton plastik berakhir di tempat pembuangan sampah dan saluran air setiap tahun. Berarti pula sekitar 300 pon plastik per orang, menurut perkiraan federal AS.

Kelompok advokasi menemukan ini bukan masalah pembuangan yang tidak tepat, melainkan jenis plastiknya. Hanya beberapa jenis plastik yang dapat didaur ulang. Sisanya dianggap "secara ekonomi tidak mungkin untuk didaur ulang."

Baca Juga: Jaksa Agung AS dan FBI Tangkap Mata-Mata China yang Mencuri Informasi Rahasia

Greenpeace menyarankan sebagian besar hal ini disebabkan oleh kesalahan pelabelan perusahaan karena hanya beberapa barang yang diberi label seperti itu yang sebenarnya dapat didaur ulang.

Lisa Ramsden, juru kampanye plastik untuk Greenpeace, mengatakan perusahaan minuman besar seperti Pepsi dan Coca-Cola telah bekerja untuk mempromosikan daur ulang sebagai cara untuk mengurangi limbah, tulis UPI.com, 24 Oktober 2022.

"Tetapi datanya jelas: secara praktis, sebagian besar plastik tidak dapat didaur ulang," katanya kepada surat kabar The Guardian.

Baca Juga: Ikatan Cinta Selasa 25 Oktober 2022: Elsa Orang Pertama Jadi Sasaran Dendam Abimana, Ini yang Dilakukannya

Pada bulan April, jaksa agung California meluncurkan penyelidikan terhadap perusahaan bahan bakar fosil dan petrokimia, menuduh mereka terlibat dalam kampanye "agresif" dan "menipu" yang dimulai pada 1980-an untuk membuat publik percaya bahwa mereka dapat mengurangi polusi plastik dengan mendaur ulang, klaim perusahaan tahu itu tidak benar

Halaman:

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: UPI.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x