Mengungkap Fenomena Pareidolia, Bisa Menandakan Adanya Penyakit pada Otak

- 28 November 2023, 18:49 WIB
Permukaan Mars seperti memiliki wajah-wajah.*/
Permukaan Mars seperti memiliki wajah-wajah.*/ /NASA

ZONA PRIANGAN - Pareidolia merupakan sebuah fenomena otak dimana seseorang melihat atau mendengar sesuatu yang penting pada gambar atau pola acak.

Pareidolia adalah apa yang menyebabkan orang-orang melihat wajah pada objek-objek mati, seperti gambar Bunda Maria di dalam keju panggang atau sosok seperti manusia di bulan.

Kata “pareidolia” diturunkan dari kata Yunani para, yang berarti sesuatu yang salah, dan kata eidōlon, yang berarti gambar atau bentuk.

Baca Juga: NASA Bersiap untuk Sebuah Perjalanan Tak Berawak Artemis I ke Bulan

Orang-orang sering melaporkan melihat wajah-wajah manusia di barang atau benda mati. Seperti beberapa contoh di bawah ini:

Banyak orang mengira pada Kain Kafan dari Turin melihat gambar seorang pria, yang dipercaya sebagai Yesus.

Beberapa pengunjung ke Santa Maria di Rathkaele, Irlandia, mengatakan sebuah pohon di halaman gereja tersebut muncul silhuet Bunda Maria.

Baca Juga: Robot Angsa Perak di Museum London, Keajaiban Mekanis Berusia 250 Tahun

Di Pedra da Gávea, sebuah batu besar dekat Rio de Janeiro, Brasil, menciptakan kesan yang banyak diinterpretasikan sebagai sebuah wajah manusia.

Banyak orang mengira gambar yang diambil pada 1976 oleh misi Viking 1 memperlihatkan sebuah wajah di Mars yang diduga sisa-sisa peradaban kuno.

Fenomena pareidolia ini tidak hanya terjadi dari penglihatan, juga menyangkut pendengaran. Pada September 1969, para penganut teori konspirasi mengklaim sejumlah rekaman grup band The Beatles menyimpan petunjuk kematian Paul McCartney.

Baca Juga: Menghidupkan Kembali Kejayaan Otomotif Era 90an di Kota Bandung Melalui 'Nostalgia Jalur Da90's'

Banyak yang mendengar kata-kata “Paul is dead” (Paul mati) ketika lagu "Strawberry Fields Forever" diputar mundur, sebuah proses yang dikenal sebagai backmasking.

Ada sejumlah teori penyebab fenomena pareidolia ini. Sebuah studi pada 2020 di jurnal Psychological Science menyebutkan bahwa orang-orang memiliki adaptasi otak yang ber-evolusi untuk secara cepat melihat wajah dari pemandangan visual yang penuh sesak.

Sebagai hasilnya, pareidolia wajah terjadi sebagai sebuah “positif semu” dalam sistem pemrosesan visual yang cepat.

Baca Juga: Honda Memperluas Jaringan Diler di Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan

Otak manusia tidak hanya melihat fitur wajah pada keju panggang atau bentuk-bentuk acak dari batuan, juga melihat emosi dalam gambar-gambar tersebut.

"Sebuah fitur dari objek-objek tersebut tidak hanya terlihat seperti wajah tetapi bisa menyampaikan sebuah rasa kepribadian atau arti sosial.

Contoh, pintu sebuah rumah dilihat seperti dua mata memandang, dan sebuah cabai bisa terlihat seperti tersenyum,” ujar peneliti studi tersebut, seperti dikutip LiveScience.

Baca Juga: New Ayla Sport yang Dipajang Daihatsu di GIIAS Bandung 2023 Menampilkan Performa Prima Tidak untuk Dijual

Pareidolia bisa juga memberikan pandangan ke dalam penyakit otak yang spesifik, seperti autism spectrum disorder (ASD) atau Parkinson. Anak-anak dengan penyakit ASD memiliki banyak kesulitan mengidentifikasi pareodolia wajah, sementara penyandang penyakit Parkinson dan demensia Lewy Body bisa mengalami banyak penglihatan pareidolia.

Orang-orang yang mengalami pareidolia bisa juga kemungkinan besar memiliki pengalaman paranormal, atau katakan mereka memiliki penglihatan di luar indera, menurut studi pada 2020 yang dipublikasikan dalam jurnal PLoS One.***

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: LiveScience


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x