Intinya, selain memiliki nilai gizi yang tinggi, kelor bisa jadi bahan baku pengobatan. Tidak heran jika beberapa negara berlomba untuk menanam kelor.
Khasiat kelor, lanjut Budhiana, belum banyak yang tahu. Jadi tanaman ini kadang dipandang sebelah mata.
Baca Juga: Tebing Breksi Masih Menyimpan Hal Ghaib, Jangan Berbuat Tak Senonoh agar Terhindar Petaka
Padahal kelor kaya akan vitamin, mineral, kalsium, protein, dan asam amino.
"Kandungan vitamin C daun kelor 7 kali lipat daripada jeruk. Vitamin A-nya 4 kali lipat lebih besar daripada wortel. Kalsiumnya 4 kali lipat dari susu. Potasiumnya 3 kali lipat dari pisang. Zat besinya 3 lipat dari sayuran bayam," kata Budhiana.
Manfaat kalau kita mengonsumsi daun kelor, yakni bisa melawan kanker, mengatasi diabetes, mencegah peradangan tubuh, mengurangi kolesterol, mengobati cacingan dan membantu pencernaan (masalah lambung).
Baca Juga: Caci Maki dan Kata-kata Kasar Itu Bagian dari Sampah Hati, Dampaknya Ditanggung di Dunia dan Akhirat
Selain itu tubuh menjadi kebal, menurunkan berat badan, memperbaiki kinerja ginjal, mengobati pembengkakan, menyembuhkan radang gusi dan sakit gigi.
Daun kelor juga bisa meningkatkan produksi air susu ibu (ASI), mengatasi insomnia, merangsang pertumbuhan rambut, menyehatkan kulit, dan mengobati jerawat.
"Begitu banyak manfaat yang ada di daun kelor. Lantas mengapa kita masih mengabaikan daun kelor?" pungkas Budhiana.***