Covid-19 Jenis Baru Masuk Singapura, Indonesia Perlu Lakukan Antisipasi

24 Desember 2020, 11:12 WIB
Ilustrasi penyebaran Covid-19./Syaibatul Hamdi/Pixabay /

ZONA PRIANGAN - Covid-19 jenis baru yang ditemukan di Ingrris kini sudah masuk Singapura.

Artinya virus corona varian baru itu mulai menyebar ke wilayah ASEAN, sehingga Indonesia perlu mengantisipasi.

Dari satu kasus di Singapura, telah ditelusuri 11 kontak lainnya dan kini telah menjalani karantina.

Baca Juga: Seperti Tak Rela Dijual, Arwah Pemilik Rumah Menampakkan Diri Sambil Mencuci Piring

Singapura pun memperketat masuknya barang-barang yang datang dari Inggris dan Eropa.

Ada fasilias khusus untuk menempatkan barang yang diimpor dari Eropa dan dilakukan karantina selama 14 hati.

Namun Kementerian Kesehatan Singapura, Rabu malam, menjamain Covid-19 jenis baru belum bereda di masyarakat.

Baca Juga: Ciuman dengan Hidung Basah Pertanda Sudah Suka dan Makin Sayang, Jangan Lepaskan!

"Saat ini tidak ada bukti bahwa jenis B117 beredar di masyarakat," kata kementerian kesehatan Singapura dikutip zonapriangan.com dari Reuters.

Singapura telah melakukan pengurutan genom virus untuk kasus Ccoid-19 yang dikonfirmasi yang tiba dari Eropa baru-baru ini.

Strain ditemukan di antara 31 kasus dari Eropa, yang tiba di Singapura antara 17 November dan 17 Desember dan dipastikan mengidap Covid-19 bulan ini.

Baca Juga: Tiga Relawan Meninggal setelah Menerima Vaksin Covid-19, Dokter: Korban Tewas Tersambar Petir

Pasien dengan varian baru datang ke Singapura dari Inggris pada 6 Desember, telah dikarantina pada saat kedatangan dan dinyatakan positif pada 8 Desember.

Semua kontak dekatnya telah ditempatkan di karantina, dan dinyatakan negatif pada akhir masa karantina mereka.

Kementerian kesehatan mengatakan pihaknya dapat memagari kasus tersebut sehingga tidak ada penularan lebih lanjut.

Baca Juga: Setelah Terbang di Atas Okinawa, Pembom Cina Intai Takeshima, Jepang Makin Siaga

Singapura telah memblokir pengunjung dengan riwayat perjalanan baru-baru ini ke Inggris.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler