Kembali Memanas, Cina Siap Lakukan Pembalasan Terhadap AS yang Dianggap Langgar Aturan

3 Januari 2021, 15:14 WIB
FOTO ilustrasi gedung NYSE.* /Angelo Giordano /Pixabay

ZONA PRIANGAN - Ketegangan Cina dan Amerika Serikat (AS) belum juga mereda, bahkan di awal tahun 2021 makin memanas.

Hal itu dipicu kecurigaan AS terhadap perusahaan Cina yang dikendalikan oleh militer.

Atas kecurigaan itu, AS langsung menghapus tiga perusahaan telekomunikasi Cina di Bursa Efek New York (NYSE).

Baca Juga: Kalahkan Amerika Serikat, Kini Cina Jadi Negara Terkuat di Dunia

Washington mencium ketiga perusahaan itu memiliki hubungan militer, kata kementerian perdagangan AS.

Sebelumnya AS melarang investasi di 31 perusahaan yang menurut Washington dimiliki oleh militer Cina.

Cina tampaknya akan membalas perlakuan AS yang dianggapnya melanggar aturan pasar.

Baca Juga: Erdogan Kecam 4 Negara Muslim Jalin Hubungan dengan Israel, Indonesia Target Berikutnya

"Apa yang dilakukan AS hanya untuk menekan perusahaan Cina, dan hal itu tidak mematuhi aturan pasar," kata Kementerian Perdagangan Cina.

"Ini tidak hanya merugikan hak hukum perusahaan Cina tetapi juga merusak kepentingan investor di negara lain, termasuk Amerika Serikat," tambahnya.

Cina secepatnya mengambil tindakan untuk melindungi perusahaannya dan meminta pertemuan denan AS.

Baca Juga: Stop! Penggunaan Husnul Khatimah untuk Orang Meninggal, Itu Kebiasaan Tidak Tepat

Pemerintahan Donald Trump memang meningkatkan sikap garis kerasnya terhadap Cina, demikian dilaporkan Reuters.

Hubungan antara dua ekonomi terbesar itu semakin tegang di tengah serangkaian perselisihan mengenai masalah seperti perdagangan dan hak asasi manusia.

Departemen Perdagangan AS menambahkan lusinan perusahaan Cina ke daftar hitam perdagangan pada bulan Desember.

Baca Juga: Tubuh Tiba-tiba Ada Memar, Hati-hati Anda Berarti Sudah Terserang Penyakit Mematikan Ini

Washington menuduh Beijing menggunakan perusahaannya untuk memanfaatkan teknologi sipil untuk tujuan militer.

Para diplomat Cina telah menyatakan harapan bahwa pemilihan Biden akan membantu meredakan ketegangan antara kedua negara.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler