China Tak Berani Bergerak, Militer Indonesia Siaga di Wilayah Laut Natuna Utara

10 Januari 2021, 10:18 WIB
Prajurit Korps Marinir TNI AL saat bersiap-siap melaksanakan Apel Geladi Tugas Tempur TK-3 (L-3) Koarmada I TA 2020 di Dermaga JICT, Tanjung Priok, Jakarta, Senin 20 Juli 2020.* /Pikiran Rakyat Bekasi/Muhammad Adimaja

ZONA PRIANGAN - Laut Natuna Utara sangat strategis dan Indonesia tak mau kehilangan kedaulatan di sana.

Untuk mempertahankan Laut Natuna Utara, Indonesia menyiapkan kekuatan militer yang tak bisa dipandang sebelah mata.

Seperti diketahui di Laut Natuna Utara yang memiliki kekayaan bahari sering terjadi sengketa.

Baca Juga: 11 Januari Akan Terjadi Sesuatu yang Luar Biasa, Kita Harus Siap Menyambutnya

Bahkan China secara sepihak melakukan klaim Laut Natuna Utara dan hal itu menimbulkan ketegangan dengan beberapa negara ASEAN.

Namun China tampaknya belum berani mengusik wilayah kedaulatan Indonesia dan sangat memperhitungkan kekuatan Indonesia.

Rupanya banyak alasan yang membuat China tak berkutik dengan kehadiran militer Indonesia di Laut Natuna Utara.

Baca Juga: Zanirah Masuk Islam Disiksa Hingga Buta, Allah SWT Kembalikan Penglihatannya Jadi Normal

Seperti diketahui, kini China tengah memperebutkan wilayah Laut Natuna Utara yang dinilai strategis.

Artikel ini sebelumnya sudah tayang di zonajakarta.com dengan judul "Akui Indonesia Punya Kekuatan Besar di Laut China Selatan, Tiongkok Panik Tak Bisa Klaim Kekuasaan".

Negara Asia Tenggara menginginkan wilayah perairan ini sebagai daerah perdamaian.

Baca Juga: Stroke Akan Datang Lebih Cepat jika Terbiasa Melakukan 4 Kebiasaan Buruk Ini

Sementara China ingin menguasai dengan mengklaim 9 titik lokasi Laut Natuna Utara atau disebut Nine Dash Line.

Garis ini mengelilingi 90% perairan yang diperebutkan dan membentang 2.000 kilometer dari daratan China.

Lalu, apa saja peran Indonesia hingga membuat pemerintah Xi Jinping khawatir?

Baca Juga: Tiga Relawan Meninggal setelah Menerima Vaksin Covid-19, Dokter: Korban Tewas Tersambar Petir

Peran Indonesia di Laut Natuna Utara

Indonesia rupanya memegang peranan penting di Laut Natuna Utara.

Melansir laman Unair.ac.id, Guru Besar HI UNAIR Prof. Dr. Makarim Wibisono mengungkapkan bila Indonesia bisa menjadi pimpinan ideal bagi ASEAN.

Posisi Indonesia saat ini dinilai bisa mendorong terjadinya penyelesaian sengketa di Laut Natuna Utara secara damai.

Baca Juga: Erdogan Kecam 4 Negara Muslim Jalin Hubungan dengan Israel, Indonesia Target Berikutnya

Hal ini disebabkan karena 3 faktor, yakni Indonesia masih memiliki posisi kondisif bukan merupakan negara Claimant State layaknya negara Malaysia, Brunei Darussalam, dan Vietnam.

Selain itu, Indonesia merupakan negara terbesar se-ASEAN.

“Indonesia itu terbesar di ASEAN, baik penduduknya, wilayahnya bahkan Gross Domestic Product (GDP) Indonesia saja terbesar di ASEAN,” ujar Makarim yang juga pernah menjadi Duta Besar RI untuk PBB itu.

Baca Juga: Kalahkan Amerika Serikat, Kini Cina Jadi Negara Terkuat di Dunia

Belum lagi sejarah mencatat Indonesia bukan merupakan negara yang dikelompokkan bipolar sistem zaman dahulu.

Prof. Makarim mengungkapkan bila Indonesia sebaiknya mengimbau kepada negara yang bersengketa.

Di antaranya, ikut aktif dalam penyelesaian perumusan Code of Conduct agar konflik bisa diselesaikan secara damai.

Baca Juga: 5 Azab Menanti Orang yang Tidak Mau Bayar Utang, Nomor 4 Sangat Mengerikan

Code of conduct itu berisi apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan.

"Sehingga kita ada pegangan secara hukum untuk menciptakan perdamaian wilayah Laut China Selatan," ujarnya.

Indonesia Jadi Negara Pertama di ASEAN yang Tolak Nine Dash Line

Dikutip dari The Conversation, pada bulan Mei 2020, Indonesia dengan tegas menolak klaim Beijing terhadap Nine Dash Line kepada Peserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Baca Juga: Benar Loh Ada Keturunan Nabi Muhammad SAW di Indonesia, Ini Daftar Namanya

Indonesia juga meminta kepentingan maritim di Laut Natuna Utara dijamin berdasarkan Konvensi PBB tentang Hukum Laut.

Meski ini bukan pertama kalinya Jakarta menyatakan posisinya, Direktur Asia Maritime Transparency Initiative, Gregory Poling, mengatakan ini adalah pertama kalinya negara ASEAN berdiri dan menentang keras klaim China.

Indonesia dapat dukungan Jepang

Baca Juga: Jangan Anggap Remeh Tangan Sering Kesemutan, Itu Sebagai Salah Satu Tanda Penyakit Berbahaya

Kunjungan Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga ke Indonesia beberapa waktu lalu kian memperkuat posisi Indonesia di Laut Natuna Utara.

Diberitakan sebelumnya, dalam pertemuan langsung antara Presiden Jokowi dengan PM Suga, kedua negara sepakat meningkatkan kerja sama di bidang Kesehatan, Ekonomi, dan Keamanan.

PM Suga mengungkapkan akan mendukung Indonesia dalam masalah Laut China Selatan.

Baca Juga: Kaum Pria Pasti Malu Menderita Penyakit Ini tapi Cobalah Ramuan Daun Pandan untuk Mengatasinya

"Sehubungan dengan isu-isu regional, termasuk Korea Utara dan Laut Natuna Utara, kami sepakat bahwa Jepang dan Indonesia akan bekerja sama secara erat," kata PM Suga.

Jepang menunjukkan dukungannya pada ASEAN untuk mencapai Indo-Pasifik yang terbuka menentang klaim China di Laut Natuna Utara.

"Saya mendukung penuh ASEAN dalam Indo-Pacific, yang digagas Indonesia, karena memiliki banyak kesamaan mendasar dengan Indo-Pasifik Jepang yang bebas dan terbuka," ujarnya.

Baca Juga: Ih Serem, Tiap Malam Jumat Kliwon, Sejumlah Perempuan Terlihat Berkumpul di Watu Nganak

Rupanya langkah Jepang ini membuat pengamat China ketar-ketir.

Direktur dan peneliti di Institute Northeast Asian Studies Da Zhigang, kesepakatan kedua negara ditakutkan bisa memupuskan harapan China dalam menguasai Asia Tenggara.

Hal ini disebabkan Tiongkok memandang Indonesia sebagai negara yang memiliki pengaruh besar sebagai penggerak ASEAN.***(Hani Affifah/zonajakarta.com)

Editor: Parama Ghaly

Sumber: The Conversation Zona Jakarta Unair

Tags

Terkini

Terpopuler