Museum AS Tunjukkan Rasisme Bisa Tampak Mencolok, Samar, dan Sulit Dideteksi

3 Februari 2021, 18:40 WIB
Museum Sejarah Afrika Amerika Smithsonian.* /Pixabay /Linda Peavy

ZONA PRIANGAN - Kapan Anda pertama sekali menyadari tentang keragaman ras? Sebagai seorang anak, bagaimana Anda memahami perbedaan manusia?

Ini adalah beberapa pertanyaan yang akan Anda temui di Talking About Race, sebuah portal daring yang baru diluncurkan oleh Smithsonian National Museum of African American History & Culture.

Seperti dilansir laman ShareAmerica, Selasa 2 Februari 2021, situs web ini menyediakan perangkat untuk memudahkan warga Amerika tahu rasisme.

Baca Juga: Lima Merchant ShopeePay Terbaru Minggu ini Siap Dukung Hobi Kamu

Baca Juga: 11 Tentara Angkatan Darat Tumbang Setelah Minum Minyak Rem

Mereka bisa terlibat dalam percakapan yang konstruktif tentang rasisme dan bahaya kerusakan yang diakibatkan bagi individu dan masyarakat.

Museum tersebut menunjukkan bahwa rasisme bisa tampak mencolok atau bisa juga samar, halus, dan sulit dideteksi.

Portal web ini membantu pendidik, orang tua, wali, dan orang-orang yang menjunjung kesetaraan.

Baca Juga: UFO Tampakan Diri Sebanyak 10.015 Kali, Terekam CCTV Selama 40 Detik di Langit California

Rasisme dijelaskan secara gamblang dan menyarankan cara-cara memberantasnya.

Portal ini mendorong pengguna untuk menyelami berbagai topik, seperti kulit putih, antirasisme, serta sejarah ras dan rasisme.

“Portal ini menawarkan banyak sumber untuk memberi informasi dan memandu diskusi," kata Spencer Crew, direktur interim museum.

Baca Juga: Prediksi Profesor Avi Loeb: Sebentar Lagi Pesawat Alien Bisa Dilihat Setiap Bulan

Panduan disajikan dalam bentuk video, latihan bermain peran, pertanyaan sesuai sasaran, dan banyak lagi.

“Kami berharap orang-orang akan menggunakan situs ini agar mereka lebih nyaman saat melakukan dialog yang jujur dan refleksi diri,” ujarnya.

Di salah satu bagian, pengguna mendapatkan sebuah peta jalan untuk menanggapi dan menyela isu rasisme antarpribadi.

Baca Juga: Akselerasi Kecepatan Oumuamua, Membuktikan Keberadaan Alien

Lalu pengguna diminta untuk memikirkan apa yang memicu respons mereka, dan untuk mencatat reaksi emosional mereka, kemudian bagaimana respons tersebut terbentuk dalam tubuh mereka.

Pengguna didorong untuk mengutarakan prasangka mereka dan merenungkan bagaimana gagasan mengenai rasisme dapat memengaruhi kehidupan mereka sehari-hari.

Museum tersebut memajukan peluncuran portal ini satu bulan sebagai respons atas protes di seluruh Amerika menyusul kematian George Floyd.

Baca Juga: Teori yang Aneh, Semua Akan Berubah Menjadi Kepiting Termasuk Manusia dan Alien

Floyd adalah seorang pria kulit hitam berusia 46 tahun yang dibunuh polisi saat ditangkap di Minneapolis pada 25 Mei 2020.

Seluruh petugas polisi yang terlibat telah dipecat dan didakwa atas pembunuhan atau tuduhan kejahatan lainnya.

Tugas jangka panjang

Portal Talking About Race mencerminkan upaya selama hampir satu dekade pengembang bersama Candra Flanagan, direktur pengajaran dan pembelajaran museum ini, dan Anna Hindley, direktur pendidikan anak usia dini.

Baca Juga: Wow, Tahun 2030 Misi Manusia Tinggal di Mars, Harus Bisa Bertetangga dengan Alien

“Ini menjadi waktu yang tepat untuk berbagi dengan negeri ini, pada saat terjadi banyak hal akibat kematian George Floyd, dan orang-orang menghadapinya dengan cara berbeda-beda,” ucap Hindley.

“Bagi orang kulit putih, yang tak merasakan perbedaan ras setiap hari dan kemudian melihat kejadian tersebut, ini menjadi sebuah kebangkitan baru,” sambungnya.

Dia menambahkan bahwa lebih banyak orang kulit putih yang menjadi “murka dan sadar”.

Baca Juga: Kejadian Aneh, Kolam Air Mendidih Tiba-tiba Muncul di Jalan, Seorang Siswi Terbakar

Flanagan berpendapat bahwa walau portal ini memudahkan orang-orang memahami rasisme, itu saja tidak akan cukup untuk mengakhiri masalah.

Sebaliknya, ia melanjutkan setiap orang harus berkomitmen untuk membongkar rasisme sistemik dengan banyak cara seiring waktu.

“Ini adalah tugas jangka panjang dan menjadi perjalanan seumur hidup,” ujarnya.

Baca Juga: Temukan Ambergris yang Bau Busuk, Seorang Nelayan Jadi Kaya Raya Mendadak

Namun, sejak museum tersebut dibuka pada 2016, pertanyaan yang paling sering diajukan pengunjung adalah bagaimana cara membicarakan ras, terutama dengan anak-anak.

“Kami menyadari betapa sulitnya melakukan percakapan tentang hal itu,” kata Crew.

Namun, di negara yang masih berjuang dengan warisan perbudakan, hukum Jim Crow (yang memisahkan antara kulit hitam dari kulit putih di tempat umum), dan supremasi kulit putih, percakapan yang sulit ini harus dilakukan jika kita ingin membuka lembaran baru dan memulihkan diri.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: ShareAmerica

Tags

Terkini

Terpopuler