ZONA PRIANGAN - Miss Mexico dinobatkan sebagai Miss Universe pada Minggu, 16 Mei 2021 di Florida, setelah sesama kontestan Miss Myanmar menggunakan waktu panggungnya untuk menarik perhatian pada kudeta militer berdarah di negaranya.
Minggu malam menandai kembalinya kompetisi Miss Universe ke televisi, setelah penyelenggaraan kontes mengalami pembatalan pada 2020 untuk pertama kalinya karena pandemi virus corona.
Andrea Meza, wanita berusia 26 tahun itu, ada di posisi pertama di depan finalis asal Brasil dan Peru dalam acara televisi yang memukau, dipandu oleh aktor Amerika Mario Lopez dan tokoh televisi Olivia Culpo.
Baca Juga: 'Ikatan Cinta' Selasa 18 Mei 2021: Nino Inginkan Reyna Sepenuhnya, Elsa Kena Hajar Aldebaran
Baca Juga: Model Asal Brasil Merasa Terinspirasi Oleh Rihanna, Siap untuk Bersaing di Kontes Miss BumBum
Mantan kontestan Miss Universe Cheslie Kryst, Paulina Vega, dan Demi-Leigh Tebow (yang memenangkan gelar pada 2017) menjabat sebagai analis dan komentator kompetisi, dan panel yang terdiri dari delapan wanita menentukan pemenangnya.
Mengenakan gaun malam merah berkilauan, Meza dengan berurai air mata berjalan di atas catwalk sebagai Miss Universe untuk pertama kalinya, sebelum bergegas kembali untuk berpelukan dengan pesaing lainnya.
Meza mengalahkan lebih dari 70 kontestan dari seluruh dunia dalam seri ke-69 Miss Universe, yang diadakan di Hard Rock Hotel & Casino di Hollywood, Florida.
Baca Juga: Jangan Menunggu Idul Fitri, Silaturahmi Bisa Membuat Panjang Umur dan Memperbanyak Rezeki
Pada hari-hari menjelang kompetisi final, Miss Myanmar Thuzar Wint Lwin, yang masuk 21 besar, mencuri perhatian juri ketika dia menggunakan waktunya dalam sorotan untuk membawa perhatian pada kudeta di negaranya.
"Saudara-saudara kami sekarat dan ditembak oleh militer setiap hari," katanya dalam video biografinya, yang menunjukkan foto-foto dirinya mengambil bagian dalam protes anti-kudeta, seperti dikutip ZonaPriangan.com dari NDTV, Senin 17 Mei 2021.
"Oleh karena itu, saya ingin mendorong semua orang untuk berbicara tentang Myanmar," tambahnya.
Baca Juga: Presiden Turki Erdogan: PBB Harus Bertindak untuk Menghentikan Kekerasan di Gaza
Dia juga memenangkan penghargaan untuk kostum nasional terbaik, segmen kompetisi yang diadakan pada Kamis, dia mengenakan pakaian dengan manik-manik dalam pola tradisional Burma dan mengacungkan tanda yang bertuliskan,"Berdoa untuk Myanmar".
Myanmar menjadi gencar diberitakan sejak 1 Februari, ketika militer mereka menggulingkan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi.
Setidaknya 796 orang telah terbunuh oleh pasukan keamanan sejak itu, menurut kelompok pemantau lokal, sementara hampir 4.000 orang berada di balik jeruji besi.
Miss Singapura Bernadette Belle Ong, yang tidak masuk 21 besar, juga menggunakan bagian kostum nasional untuk membuat pernyataan politik.
Baca Juga: Anthurium Hookeri Sweeta Miliki Daun Lebar dan Besar dengan Banyak Kerutan di Permukaannya
Mengenakan bodysuit merah berkilauan dan sepatu bot setinggi paha yang serasi, dia berbalik untuk memperlihatkan jubahnya dengan warna bendera Singapura, dicat dengan kata-kata, "Hentikan Kebencian Asia".
"Untuk apa platform ini jika saya tidak dapat menggunakannya untuk mengirimkan pesan perlawanan yang kuat terhadap prasangka dan kekerasan?" tulisnya di Instagram bersama foto-foto pakaiannya.
Baca Juga: Beberapa Komponen Mobil yang Dapat Dicek Secara Mandiri Tanpa Harus Keluar Rumah
Amerika Serikat khususnya telah menyaksikan lonjakan kekerasan anti-Asia dalam setahun terakhir, yang oleh para aktivis disalahkan atas retorika mantan presiden Donald Trump, terutama penggambarannya yang berulang-ulang tentang corona sebagai "virus China".
Kontes ini juga menuai kritik di masa lalu karena kontestan dijadikan sebagai objek belaka.
Dalam beberapa tahun terakhir, persaingan telah mengubah citra, lebih fokus pada pemberdayaan dan aktifisme perempuan.***