Pemeriksaan Kematian Diego Maradona: Hakim Argentina Menerapkan Larangan Perjalanan pada 7 Tersangka

29 Mei 2021, 05:04 WIB
Pemeriksaan kematian Diego Maradona: Hakim Argentina menerapkan larangan perjalanan pada tujuh tersangka. /NDTV.COM

ZONA PRIANGAN - Seorang hakim Argentina pada Kamis, 27 Mei 2021 memberlakukan larangan perjalanan internasional pada tujuh profesional kesehatan yang merawat Diego Maradona beberapa hari sebelum kematiannya.

Hakim Orlando Diaz mengeluarkan perintah tersebut setelah jaksa penuntut menganggap para terdakwa menimbulkan risiko penerbangan, lapor layanan berita Telam yang dikelola pemerintah Argentina.

Ahli bedah saraf Leopoldo Luque, psikiater Agustina Cosachov, psikolog Carlos Diaz, Dahiana Madrid dan Ricardo Almiron, dokter Nancy Forlini dan koordinator perawat Mariano Perroni, pekan lalu didakwa melakukan pembunuhan tidak disengaja.

Baca Juga: Hasil Investigasi: 7 Orang Terlibat dalam Pembunuhan Diego Armando Maradona

Mereka telah dipanggil untuk memberikan kesaksian kepada jaksa pada pekan depan dan terancam mendekam di penjara dengan hukuman kurungan selama 25 tahun jika terbukti bersalah.

"Kantor kejaksaan menganggap langkah-langkah pembatasan ini cukup dan memadai untuk menetralkan segala ... ancaman terhadap jalannya penyelidikan," kata kantor berita Telam mengutip Diaz, seperti dikutip ZonaPriangan.com dari NDTV, Jumat 28 Mei 2021.

Maradona meninggal pada 25 November 2020 karena serangan jantung ketika usianya genap 60 tahun, kurang dari sebulan setelah menjalani operasi pengangkatan bekuan darah di otaknya.

Baca Juga: Ikatan Cinta, Kamis 27 Mei 2021: Andin Serahkan Reyna pada Nino, Bu Rosa Syok, Al Melabrak Elsa dan Ricky

Penyelidik mengatakan mereka mencoba untuk menentukan apakah ada kelalaian di pihak dokter dan staf medis.

Otopsi awal menemukan bahwa Maradona telah meninggal karena "edema paru akut sekunder akibat gagal jantung kronis yang diperburuk dengan kardiomiopati dilatasi".

Hasil otopsi kedua, yang diterbitkan pada akhir Desember oleh jaksa penuntut umum San Isidro, mengungkapkan Maradona menderita masalah yang berhubungan dengan ginjal, jantung, dan paru-parunya.

Baca Juga: 'Ikatan Cinta' Jumat 28 Mei 2021: Andin Pulih, Elsa Kembali Merekayasa Makam Nindy, Al Bikin Perhitungan Tegas

Setelah menjalani operasi otak pada 3 November, mantan playmaker penyerang itu menerima perawatan karena "abstinence", kata Luque kepada wartawan saat itu.

Dia tidak memberikan rincian kondisinya, tetapi Maradona sebelumnya mengaku berjuang melawan kecanduan narkoba dan alkohol. Rumah dan tempat kerja Luque dan Cosachov digerebek oleh polisi pada hari-hari awal penyelidikan.

Sebuah panel dokter yang ditunjuk oleh jaksa untuk menyelidiki keadaan kematian Maradona dijelaskan tim medis sebagai "kekurangan", "sembrono" dan "acuh tak acuh", menurut Telam.

Baca Juga: Dramatis! Pasangan Muda yang 13 Jam Terjebak dan Nyaris Membeku di Gua Laut Tersapu serta Dihantam Gelombang

Maradona, yang secara luas dianggap sebagai salah satu pesepakbola terhebat sepanjang masa, berbagi penghargaan FIFA Best Player of the 20th Century dengan legenda Brasil Pele.

Kematian pemain Argentina itu memicu duka cita di seluruh dunia, terutama di tanah airnya, di mana ia dipuja karena memiliki andil yang sangat besar atas kemenangan tim Tango di Piala Dunia 1986 di Meksiko.***



Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: NDTV

Tags

Terkini

Terpopuler