Turki Belum Melihat Taliban Membentuk Pemerintahan yang Inklusif, Erdogan: Akan Ada Evaluasi

24 September 2021, 18:12 WIB
Mullah Baradar (tengah) dengan sekelompok pejabat Taliban.* /Media sosial via Reuters/

ZONA PRIANGAN - Turki bersedia membantu Taliban saat negara-negara asing hengkang dari Afghanistan.

Namun Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memperingatkan Taliban untuk membentuk pemerintahan yang inklusif.

Sayangnya, sampai sekarang Turki belum melihat pemerintahan yang inklusif bentukan Taliban.

Baca Juga: China Lakukan Eksperimen Ala Nazi Terhadap Muslim Uighur, Amnesty Internasional: Ada Pil Misterius

Sementara bantuan Turki sudah diperlihatkan dengan mengoperasikan Bandara Kabul. Turki menggaet Qatar untuk mengatur Bandara Kabul utamanya, perjalanan internasional.

Walau begitu, Turki akan terus mengevaluasi keterlibatannya, sambil melihat bagaimana Taliban bertindak.

“Melihat pendekatan Taliban saat ini, sayangnya kepemimpinan yang inklusif dan menyeluruh belum terbentuk,” kata Erdogan yang dikutip penyiar Haberturk yang berbasis di Istanbul.

Baca Juga: Pesawat Mirip UFO Diamankan ke Pangkalan Rahasia Amerika Serikat di Gurun Mojave, California

“Saat ini, hanya ada beberapa sinyal [tentang] kemungkinan beberapa perubahan, bahwa mungkin ada suasana yang lebih inklusif dalam kepemimpinan,” ujar Erdogan.

“Kami belum melihat ini. Jika langkah seperti itu dapat diambil, maka kita dapat melanjutkan ke titik membahas apa yang dapat kita lakukan bersama," tambahnya.

Komentar Erdogan muncul setelah duta besar Turki untuk Kabul, Cihad Erginay, bertemu dengan Menteri Luar Negeri Taliban Amir Khan Muttaqi.

Baca Juga: Seorang Wanita Mirip Zombie Muncul Tengah Malam Membuat Takut Warga Winfield, Kansas

Erginay mengatakan di Twitter bahwa dia telah berjanji "dukungan berkelanjutan Turki kepada rakyat Afghanistan dan komitmen untuk membangun ikatan bersejarah kami".

Dikutip Aljazeera, awal bulan ini, Taliban menunjuk veteran garis keras ke dalam kabinet yang semuanya laki-laki.

Taliban telah membingkai kabinet sebagai pemerintah sementara, menunjukkan bahwa perubahan masih mungkin terjadi, tetapi tidak mengatakan apakah akan ada pemilihan umum.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler