Manasseh Sogavare: Pembakar Distrik Chinatown Tidak Bisa Menunjukkan China atau Taiwan di Peta

26 November 2021, 21:10 WIB
Ilustrasi kerusuhan berakhir pembakaran.* /Pixabay /Fajrul Falah

ZONA PRIANGAN - Pemerhati politik menyalahkan korupsi dan bisnis China yang memberikan pekerjaan kepada orang asing sebagai pemicu kerusuhan yang berujung pembakaran Distrik Chinatown di Kepulauan Solomon.

Sejak peralihan kesetiaan tahun 2019 dari Taiwan ke China, ada ekspektasi investasi infrastruktur besar-besaran dari Beijing di Solomon.

Namun investasi itu belum terwujud karena terganggu pandemi Covid-19. Sementara Perdana Menteri Kepulauan Solomon Manasseh Sogavare sudah telanjur merapat ke China.

Baca Juga: Pembakaran Distrik Chinatown di Kepulauan Solomon Dipicu Keluhan Warga Pulau Malaita

Sogavare mengatakan pada hari Jumat bahwa dia mendukung keputusan pemerintahnya untuk merangkul Beijing.

Menurut Sogavare, keputusan itu mungkin menjadi salah satu pemicu kerusuhan. Namun dia juga merasakan ada campur tangan negara lain.

“Saya tidak akan tunduk pada siapa pun. Kami utuh, pemerintah utuh dan kami akan membela demokrasi,” katanya yang dikutip ABC News.

Baca Juga: Kerusuhan Anti-China di Solomon, Salah Satunya Dipicu Tenaga Lokal Tidak Terserap Perusahaan China

“Saya jamin sebagian besar orang yang terlibat dalam kerusuhan dan penjarahan tidak bisa menunjukkan China atau Taiwan di peta,” ujar Sogavare.

Sogavare menambahkan: “Mereka ada di sana sebagai oportunis karena mereka memiliki peluang ekonomi yang sangat terbatas."

Andrew Yang, seorang profesor di Universitas Nasional Sun Yat-sen Taiwan dan mantan wakil menteri pertahanan, mengatakan upaya China untuk memenangkan pengakuan diplomatik dari pemerintah Kepulauan Solomon adalah bagian dari kompetisi untuk dominasi regional.

Baca Juga: Kerusuhan Anti-China Meledak, Warga Menjarah dan Membakar Toko di Kawasan Chinatown, Tentara Turun Tangan

“Saya pikir itu bagian dari persaingan kekuatan antara Amerika Serikat dan China karena China juga memperluas pengaruhnya ke kawasan Pasifik," ujarnya.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: ABC News

Tags

Terkini

Terpopuler