Pembakaran Distrik Chinatown di Kepulauan Solomon Dipicu Keluhan Warga Pulau Malaita

- 26 November 2021, 20:37 WIB
Para pengunjuk rasa berkumpul di dekat kantor polisi yang menentang penguncian yang diberlakukan pemerintah, di Honiara, Kepulauan Solomon, 25 November 2021.*
Para pengunjuk rasa berkumpul di dekat kantor polisi yang menentang penguncian yang diberlakukan pemerintah, di Honiara, Kepulauan Solomon, 25 November 2021.* /Reuters /Stringer

ZONA PRIANGAN - Perdana Menteri Kepulauan Solomon Manasseh Sogavare yang menjabat sejak tahun 2000 dikritik pemimpin dari Pulau Malaita.

Manasseh Sogavare yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan dan merapat ke China dituding menjadi salah satu penyebab kerusuhan anti-China.

Kerusuhan anti-China terjadi di ibu kota Honiara Pulau Guadalcanal. Pengunjuk rasa membakar Distrik Chinatown dan melakukan penjarahan.

Baca Juga: Kerusuhan Anti-China di Solomon, Salah Satunya Dipicu Tenaga Lokal Tidak Terserap Perusahaan China

Polisi dan tentara dari Australia diperbantukan untuk meredakan kerusuhan dan pemerintah memberlakukan jam malam.

Persaingan antara Pulau Malaita dan Guadalcanal menjadi salah satu isu pemicu kerusuhan itu, kata Jonathan Pryke, direktur program Kepulauan Pasifik lembaga think tank Lowy Institute yang berbasis di Sydney.

"Persaingan antaretnis. Terlihat ada persaingan antara dua pulau terpadat," kata Pryke yang dikutip ABC News.

Baca Juga: Kerusuhan Anti-China Meledak, Warga Menjarah dan Membakar Toko di Kawasan Chinatown, Tentara Turun Tangan

“Jadi semua orang menunjuk jari, tetapi beberapa jari juga perlu menunjuk pada para pemimpin politik Kepulauan Solomon,” tambahnya.

Halaman:

Editor: Parama Ghaly

Sumber: ABC News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x