ZONA PRIANGAN - China dan Amerika Serikat sepakat tidak menggunakan senjata nuklir dalam peperangan.
Kesepakatan itu menegaskan, penggunaan nuklir tidak dibenarkan untuk tujuan ofensif.
Selain China dan Amerika Serikat, perlucutan senjata nuklir didukung pula oleh Rusia, Inggris, dan Prancis.
Negara-negara itu dikenal sebagai P5, yang memiliki senjata nuklir terbesar di dunia.
Namun kesepatakan perlucutan senjata nuklir itu belum melibatkan India, Pakista, Iran, Israel, dan Korea Utara.
Padahal negara-negara itu memiliki senjata nuklir, yang perlu diawasi penggunaannya.
Baca Juga: 16 Rudal Balistik dan Lima Drone Bunuh Diri Iran Hancurkan Instalasi Nuklir Dimona Israel
"Penggunaan nuklir akan memiliki konsekuensi yang luas, untuk itu tidak dibenarkan untuk perang," bunyi pernyataan P5 yang dikutip rt.com.
P5 menegaskan bahwa senjata nuklir - selama mereka terus ada - harus melayani tujuan defensif, mencegah agresi, dan mencegah perang.
Lima penandatangan mengatakan mereka akan terus mematuhi perjanjian dan komitmen non-proliferasi, perlucutan senjata, dan kontrol senjata bilateral dan multilateral mereka.
Baca Juga: Polisi Temukan 70 Pasangan Telanjang yang Merayakan Tahun Baru 2022 dengan Pesta Seks
P5 mengklaim bahwa tidak ada nuklir mereka yang ditargetkan satu sama lain atau negara lain.
Pernyataan Senin datang pada saat hubungan antara beberapa P5 berada pada titik terendah bersejarah.
Rusia dan AS telah lama bertengkar tentang penempatan nuklir Amerika di Eropa, dan dengan anggota parlemen di Washington baru-baru ini menuduh Moskow merencanakan "invasi" ke Ukraina.
Baca Juga: Bintang Porno Asal Los Angeles Kehilangan Penghasilan tapi Dia Bahagia Karena Menemukan Hidayah
Klaim tersebut ditolak oleh Kremlin. Moskow tidak pernah merencanakan invasi ke Ukraina.
Menjelang negosiasi antara NATO dan Moskow, AS belum mengatakan akan menghapus nuklirnya dari tanah Eropa.
Presiden Belarusia Alexander Lukashenko turut memanaskan dengan pernyataan negaranya dapat menjadi tuan rumah rudal Rusia.***