Kepala Pangan PBB : Warga Afghanistan Kelaparan, Dipaksa Menjual Anak dan Bagian dari Organ Tubuh

30 Januari 2022, 10:01 WIB
Kepala Pangan PBB: Warga Afghanistan kelaparan, dipaksa menjual anak dan bagian dari organ tubuh. /Asian News International /Asian News International

ZONA PRIANGAN - Kepala Program Pangan Dunia (WFP) PBB kembali menyatakan keprihatinannya atas krisis kemanusiaan yang terjadi di Afghanistan dan menambahkan bahwa warga Afghanistan terpaksa menjual anak-anak dan bagian dari organ tubuh mereka hanya untuk sekadar bertahan hidup.

Ketua WFP David Basely sekali lagi mendesak masyarakat internasional untuk mempercepat pengiriman bantuan ke Afghanistan karena lebih dari setengah populasi kelaparan di negara itu.

Afghanistan sedang berjuang dengan kekeringan, pandemi, keruntuhan ekonomi, dan dampak konflik bertahun-tahun.

Baca Juga: 'Ikatan Cinta' Minggu 30 Januari 2022: Jessica Berduka, Ditinggal Ayah dan Rendy yang Menikah

Sekitar 24 juta orang mengalami kerawanan pangan akut. Lebih dari separuh populasi akan menghadapi kelaparan musim dingin ini dan 97 persen populasi bisa jatuh di bawah garis kemiskinan tahun ini.

"Afghanistan sudah menjadi salah satu negara termiskin di dunia, dengan setidaknya 20 tahun, konflik dengan Taliban," kata Beasley kepada penyiar internasional milik negara Jerman Deutsche Welle (DW), dikutip ZonaPriangan.com dari Asian News International.

"Dan sekarang yang kita hadapi adalah bencana. Jumlah orang yang mengetuk pintu kelaparan adalah 23 juta orang dari 40 juta orang," tambahnya.

Baca Juga: Mariam Wanita Berhijab Memesan Kursi Beludru Mewah, Barang yang Datang Membuatnya Menangis Sekaligus Tertawa

Dalam sebuah wawancara dengan DW, Beasley mengungkapkan kasus seorang wanita yang ditemuinya di Afghanistan yang terpaksa menjual putrinya ke keluarga lain dengan harapan mereka bisa memberinya makan dengan lebih baik.

Meskipun AS dan sekutunya telah meninggalkan negara itu pada Agustus tahun lalu, beberapa badan amal dan kelompok bantuan internasional terus tetap mendukung penduduk setempat dan mengurangi situasi kemanusiaan yang memburuk di negara itu.

Beasley meminta orang terkaya di dunia untuk membantu mengatasi krisis kelaparan saat ini.

Baca Juga: Shamima Begum si Pengantin ISIS 'Bisa Kembali ke Inggris' Ingin Diadili dan Berakhir di Inggris

"Selama pengalaman COVID ini, miliarder dunia telah menghasilkan uang yang belum pernah terjadi sebelumnya. Lebih dari $ 5,2 miliar peningkatan kekayaan bersih per hari. Yang kita butuhkan hanyalah peningkatan kekayaan bersih satu hari untuk benar-benar mengatasi krisis jangka pendek kita," tambahnya.

Perwakilan Khusus dan Utusan Khusus Uni Eropa, Prancis, Jerman, Italia, Norwegia, Inggris, dan AS bertemu di Oslo pada 24 Januari untuk membahas situasi di Afghanistan, termasuk sesi dengan perwakilan Taliban dan aktor masyarakat sipil.

Baca Juga: Pria Korban Tenggelam di Waduk Saguling Ditemukan dalam Keadaan Meninggal Dunia

Dalam sebuah pernyataan bersama, utusan Barat menekankan kebutuhan mendesak untuk mengatasi krisis kemanusiaan di Afghanistan dan menyoroti langkah-langkah yang diperlukan untuk membantu meringankan penderitaan warga Afghanistan di seluruh negeri.

Para peserta mengakui langkah-langkah yang diambil untuk memudahkan akses bagi pekerja kemanusiaan, pria dan wanita, sementara juga menyatakan keprihatinan bahwa masih ada hambatan tertentu, dan para peserta juga menegaskan kembali tentang pentingnya dengan cepat menghilangkan semua kondisi dan hambatan untuk pengiriman bantuan kemanusiaan, pernyataan itu ditambahkan.***

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: ANI

Tags

Terkini

Terpopuler