ZONA PRIANGAN - Kementerian dalam negeri Ukraina telah melaporkan bahwa ada ratusan korban di seluruh negeri menyusul gelombang serangan rudal mematikan dari Rusia, menurut CNN.
Ledakan terlihat di kota-kota di seluruh Ukraina, termasuk ibu kota Kyiv, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan 'operasi militer khusus' sedang berlangsung di wilayah tersebut.
Laporan yang keluar dari Ukraina sekarang menunjukkan bahwa rudal hipersonik sedang digunakan oleh Rusia untuk menyerang sasaran utama.
Baca Juga: Ketegangan Meningkat, Pasukan Rusia Siap Tempur untuk Invasi Ukraina yang Akan Segera Terjadi
Pasukan Rusia juga telah mendarat di Mariupol dan dilaporkan menuju Kharkiv, kota terbesar kedua di negara itu.
Melalui Twitter, Boris Johnson mengungkapkan bahwa dia telah berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, lapor Dailystar, 24 Februari 2022.
PM menulis: "Saya terkejut dengan peristiwa mengerikan di Ukraina dan saya telah berbicara dengan Presiden Zelenskyy untuk membahas langkah selanjutnya.
Baca Juga: AS Mengimbau Warganya untuk Tidak Bepergian ke 4 Negara Asia Ini karena Alasan COVID-19
Presiden Putin telah memilih jalur pertumpahan darah dan penghancuran dengan meluncurkan serangan tak beralasan ini ke Ukraina. Inggris dan sekutu kami akan melakukannya dan menjawab dengan tegas," tulis PM Boris Johnson.
Ledakan terdengar di seluruh Ukraina hanya beberapa menit setelah Putin menyelesaikan pidato yang disiarkan televisi tepat sebelum pukul 5 pagi waktu setempat (pukul 3 pagi waktu Inggris) pada Kamis pagi.
Dalam pidatonya dia mengatakan negara itu akan "dimiliterisasi dan di-de-nazifikasi" sebagai akibat dari tindakan militernya yang langsung, dan menuduh kekuatan Barat "melewati garis merah" dengan membangun kehadiran NATO di wilayah tersebut.
Dia juga memperingatkan bahwa Rusia akan "segera bereaksi" terhadap negara-negara asing jika mereka mengganggu operasinya, mengancam potensi konflik yang lebih luas.
Beberapa saat kemudian rekaman muncul di media sosial dari kota pelabuhan Mariupol di Ukraina, yang terletak 30 mil dari perbatasan dengan Rusia, tampak menunjukkan gumpalan asap yang membubung setelah beberapa ledakan.
Ledakan juga dilaporkan terjadi di Odesa, Kharkiv dan ibu kota Kiev setelah pidato Putin berakhir.
Adegan perang pertama datang pada saat yang sama ketika perwakilan dari kekuatan dunia memohon dengan sia-sia kepada Putin untuk "mundur dari jurang" pada pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB.***