Volodymyr Zelensky Menyebut NATO 'Lemah' setelah Aliansi Itu Menolak Zona Larangan Terbang di atas Ukraina

6 Maret 2022, 07:22 WIB
Anggota angkatan bersenjata Ukraina bersiaga di sebuah pos pemeriksaan di garis depan timur wilayah Kyiv di Ukraina pada hari Sabtu. /UPI/Roman Pilipey/EPA-EFE

ZONA PRIANGAN - Kementerian Pertahanan Rusia pada Sabtu mengumumkan telah memulai kembali operasi ofensifnya di wilayah tertentu di Ukraina setelah menyetujui gencatan senjata pada pagi hari untuk memungkinkan evakuasi.

Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia menuduh pemerintah Ukraina dalam sebuah pengarahan gagal menahan "nasionalis" untuk mematuhi gencatan senjata.

Komite Internasional Palang Merah cabang di Donetsk mengatakan kepada ABC News bahwa evakuasi tidak dapat dilakukan dan timnya terpaksa berlindung di Mariupol karena penembakan.

Baca Juga: Korea Utara Menolak Mengecam Rusia atas Invasi ke Ukraina, Malah Pamer Menembakkan Proyektil ke Laut Utara

Pejabat Ukraina menuduh Rusia menggunakan periode gencatan senjata untuk melanggar batas lebih lanjut, lapor UPI.com, 5 Maret 2022.

Rusia dan Ukraina telah menyetujui gencatan senjata sementara Sabtu pagi di kota pelabuhan Mariupol dan kota terdekat Volnovakha untuk memungkinkan evakuasi warga sipil dan pengiriman bantuan kemanusiaan, tetapi pejabat kedua kota mengatakan penembakan terus berlanjut.

Dewan kota Mariupol memerintahkan warga untuk kembali ke tempat penampungan kota dan menunggu di sana untuk informasi evakuasi lebih lanjut.

Baca Juga: Uang Receh yang Tersisa di Saku Mantel Seorang Pria Ternyata Jadi Keberuntungan Senilai Rp3,59 Miliar

"Kami meminta seluruh warga Mariupol untuk membubarkan diri dan mengikuti ke tempat-tempat penampungan," kata pernyataan dewan kota yang diposting di Telegram.

Dalam sebuah video yang diposting ke Telegram, Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereschuk menuduh pasukan Rusia "menembaki Volnovakha dengan senjata berat."

"Dengan ini saya menyatakan bahwa Rusia telah melanggar perjanjian ini, gagal memenuhi kewajibannya," tambah Vereschuk.

Baca Juga: Ini 5 Perkembangan Terbaru Invasi Rusia ke Ukraina, Blokir Pelabuhan Ukraina, Dekati Pabrik Nuklir Kedua

Pada hari Sabtu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bertemu secara virtual dengan anggota Kongres AS, meminta negara itu untuk membantu menegakkan zona larangan terbang di atas Ukraina dan untuk pendanaan darurat untuk kebutuhan kemanusiaan dan keamanan.

Presiden Ukraina mendesak anggota parlemen AS untuk melepaskan kelebihan pesawat Pakta Warsawa dari Polandia dan negara-negara lain. Dia mengatakan dia membutuhkan jet karena angkatan udara Ukraina dihancurkan pada hari pertama invasi.

Perwakilan Mike Quigley, ketua Kongres Kongres Ukraina, mengatakan kepada CBS News bahwa Zelensky telah menekankan pentingnya jet.

Baca Juga: 9.200 Tentara Rusia Tewas Saat Invasi Berlanjut Tidak Ada Kata Berhenti, Penangkapan Putin Disayembarakan

"Entah menutup langit atau memberi kami pesawat dengan satu atau lain cara karena, pertempuran sering dimenangkan di udara," kata Quigley mengacu pada pesan Zelensky kepada Kongres.

Pada Jumat malam, Zelensky menyebut NATO "lemah" setelah aliansi itu menolak zona larangan terbang di atas Ukraina.

Amerika Serikat dan sekutu Barat mengatakan mereka tidak akan membuat zona seperti itu karena akan memicu perang lebih lanjut di Eropa.***

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: UPI.com

Tags

Terkini

Terpopuler