ZONA PRIANGAN - Tentara Rusia kini jadi olok-olok sangat bodoh di medan perang karena banyak membuang peluru dengan target tak jelas.
Itu ditampilkan dalam satu video, terlihat seorang tentara Ukraina dengan santai menghadapi desingan peluru.
Tentara yang mengenakan pita biru dan kuning sebagai simbol Ukraina digambarkan cuma geleng-gelang kepala saja.
Dia difilmkan berbaring di antara semak belukar dan salju, memegang sejenis senjata sedang diwawancarai.
Tentara yang dimaksud secara blak-blakan menjelaskan dalam film dokumenter bagaimana rasanya berperang melawan invasi Rusia.
Menurut terjemahannya, dia berkata: “Kami sangat beruntung bahwa mereka (tentara Rusia) sangat bodoh.
Baca Juga: Gejala Melawan Vladimir Putin, Kedubes Rusia di Inggris Nekat Memasang Simbol Patriotisme Ukraina
“Mereka hanya bodoh. Terbang di atas kita dan menembak tanpa tahu kita ada di mana,” ucapnya.
Klip lain dari film tersebut menunjukkan dia, bersama dengan tentara lain, merekam realitas perang menggunakan drone yang dikendalikan oleh iPhone.
Dia seolah menunjukkan, perang yang dijalankan Ukraina sangat efektif dengan menggunakan peralatan modern.
Dia menambahkan: “Setiap kali kami berbicara dengan para pembela kami, sudah menjadi tradisi untuk mendengar tentang non-profesionalisme musuh."
“Tampaknya ketidaksesuaian sekarang menjadi karakteristik utama tentara Rusia," tuturnya.
“Musuh tidak memiliki keterampilan militer dasar saat menghadapi kita,” ungkapnya yang dikutip Daily Star.
Menurut pejabat Ukraina, sekitar 1.300 tentara tewas sejak invasi dimulai bulan lalu, sementara Rusia sejauh ini gagal merilis jumlah korbannya.
Namun, Justin Bronk, peneliti di Royal United Services Institute Inggris, mengatakan kepada Financial Times bahwa kerugian lebih besar ada di pihak Rusia.
Jumlah korban tewas tentara Rusia di perang Ukraina, melebihi jumlah korban di Georgia, Chechnya atau Afghanistan pada 1980-an.
Baca Juga: Rumah Sakit, Masjid, Gereja Jadi Sasaran Tembak Pasukan Rusia, Kampus Chernihiv Politehnica Hancur
Dia menambahkan: “Apa yang telah kita lihat di lapangan adalah rencana yang sangat buruk.”***