ZONA PRIANGAN - Pasukan Vladimir Putin mulai mengamuk lagi. Menembakkan sejumlah roket dengan sasaran stasiun kereta api Kramatorsk.
Tentara Kremlin tahu betul, di Stasiun Kramatorsk sedang banyak warga sipil yang berkumpul untuk mengungsi.
Dengan menghancurkan stasiun tersebut, pasukan Moskow berupaya menciptakan kepanikan. Data sementara 30 orang tewas.
Sementara ratusan warga lainnya mengalami luka-luka dan niat mengungsi harus ditunda karena perlu perawatan medis.
Gambar-gambar mengerikan menunjukkan mayat-mayat berserakan di tanah di samping bagasi yang ditinggalkan di stasiun kereta api Kramatorsk.
Perusahaan kereta api negara mengatakan dua roket Rusia menghantam stasiun, yang digunakan untuk evakuasi warga sipil dari daerah yang dibombardir oleh pasukan Rusia.
"Dua roket menghantam stasiun kereta Kramatorsk," kata Perusahaan Kereta Api Ukraina dalam sebuah pernyataan yang dikutip The Sun.
Perusahaan menambahkan: "Menurut data operasional, lebih dari 30 orang tewas dan lebih dari 100 terluka dalam serangan roket di stasiun kereta api Kramatorsk."
Rusia tidak segera mengomentari laporan serangan dan jumlah korban.
Pavlo Kyrylenko, gubernur wilayah Donetsk, mengatakan ribuan orang telah berada di stasiun pada saat roket menghantam.
Baca Juga: Jonas, Penembak Jitu Asal Denmark Sudah Membunuh 100 Tentara Vladimir Putin di Ukraina
"Para 'Rasyist' ('fasis Rusia') tahu betul ke mana mereka membidik dan apa yang mereka inginkan: mereka ingin menabur kepanikan dan ketakutan, mereka ingin mengambil sebanyak mungkin warga sipil," katanya.
Kyrylenko menerbitkan sebuah foto online yang menunjukkan beberapa mayat di tanah di samping tumpukan koper dan barang bawaan lainnya.
Polisi bersenjata mengenakan jaket antipeluru berdiri di samping mereka.
Baca Juga: Misi Vladimir Putin Menyerang Ukraina Ingin Membangun Kerajaan Rusia dari Lisbon hingga Vladivostok
Foto lain yang belum diverifikasi menunjukkan layanan penyelamatan menangani apa yang tampak seperti api, dengan asap abu-abu membubung ke udara.
Tiga kereta yang membawa pengungsi diblokir di wilayah yang sama di Ukraina pada hari Kamis setelah serangan udara di jalur tersebut, menurut kepala Kereta Api Ukraina.***