ZONA PRIANGAN - Untuk menahan laju serangan pasukan Vladimir Putin, tentara Ukraina telah menghancurkan sejumlah jembatan.
Namun, tentara Ukraina kini mulai terancam, ketika prajurit Kremlin berhasil membangun sejumlah jembatan tipe ponton.
Dengan selesainya pembangunan jembatan ponton, memungkinkan artileri berat Moskow menusuk lebih tajam pertahanan Ukraina.
Baca Juga: Rusia Bantu Pengembangan Sistem Pertahanan Belarus, Rudal Iskander Digunakan dalam Perang Ukraina
Seorang jurnalis Tom Foreman berbicara kepada CNN, ada penampakan jembatan yang dibangun tentara rusia hanya dua mil dari gedung sekolah yang baru saja hancur dibom.
Dengan melihat kondisi seperti itu, otomatis muncul kekhawatiran tentara Ukraina makin terdesak dan terisolasi.
"Ukraina takut bahwa ini dapat memungkinkan Rusia untuk mengisolasi mereka. Hal itu dapat membawa kekerasan lebih lanjut ke daerah yang telah menderita," kata Foreman.
Foreman menungkapkankan, jembatan itu dekat Belahorivka, adalah salah satu jembatan tipe ponton, yang penting bagi Rusia.
Rusia adalah kekuatan militer yang sangat tradisional, mereka perlu memindahkan peralatan besar, artileri, tank, hal-hal seperti itu.
“Untuk itu mereka membutuhkan jembatan, jadi Ukraina berhasil mengejar mereka untuk mencoba dan memotongnya, tetapi Rusia terus berusaha membangunnya kembali,” tutur Foreman.
Baca Juga: Cewek Seksi Ini Terbiasa Memegang Pistol dan Dinilai Lebih Berharga dari Timnas Sepak Bola Rusia
Media pemerintah Rusia yang dikutip Express melaporkan wilayah selatan Ukraina Kherson berusaha untuk dimasukkan ke dalam Rusia.
Daerah itu, yang terletak di sebelah barat wilayah Luhansk yang disengketakan, telah berada di bawah pendudukan Rusia sejak April, menurut pejabat Rusia.
Kantor berita TASS melaporkan hari ini bahwa Kherson berencana untuk meminta Presiden Rusia Putin untuk mencaplok daerah itu seperti yang mereka lakukan untuk Krimea pada tahun 2014.
Wilayah ini secara strategis penting karena menyediakan bagian dari hubungan darat antara semenanjung Krimea dan daerah separatis yang didukung Rusia di timur Ukraina.***