Posisi Tentara Ukraina dalam Bahaya, Pasukan Vladimir Sudah Mengepung Kota Lysychansk, Warga Mulai Dievakuasi

23 Juni 2022, 20:43 WIB
Jurnalis The Sun, Jerome Starkey di dalam Rumah Budaya yang hancur di Lysychansk.* /News Group Newspapers Ltd/

ZONA PRIANGAN - Kota Lysychansk sudah terkepung pasukan Vladimir Putin. Hal itu memaksa tentara Ukraina mundur.

Kantor berita Rusia TASS mengungkapkan, separatis Luhansk yang didukung Moskow melakukan pemboman tiada henti.

Separatis Luhansk termasuk tentara bayaran Grup Wagner berhasil mengepung dan memutus pasokan untuk pejuang Kiev di Kota Lysychansk.

Baca Juga: Tentara Bayaran Grup Wagner Pukul Mundur Pejuang Kiev, Kini Menguasai Wilayah Vrubivke Dekat Severodonetsk

Gubernur Luhansk, Serhiy Haidai mengakui, pasukan Ukraina mungkin perlu mundur dari garis depan Lysychansk.

Selain untuk menghindari pengepungan, tentara Ukraina juga perlu mengatur ulang strategi serangan balik.

“Untuk menghindari pengepungan, komando kami dapat memerintahkan agar pasukan mundur ke posisi baru,” kata Serhiy Haidai di televisi nasional.

Baca Juga: Tim Komando Operasi Selatan Ukraina Lenyapkan Pasukan Vladimir Putin dengan Melakukan 150 Kali Serangan

“Semua Lysychansk berada dalam jangkauan tembakan prajurit Kremlin. Sangat berbahaya di kota,” ujar Serhiy Haidai yang dikutip Aljazeera.

Dia mengatakan Lysychansk masih bisa dicapai melalui jalan darat, memungkinkan evakuasi warga sipil untuk melanjutkan.

Selain mengepung Kota Lysychansk, Rusia mengatakan telah menyerang Mykolaiv dengan senjata presisi tinggi.

Baca Juga: Gudang Amunisi dan Pangkalan Militer Rusia Meledak, Warga Desa Barzovo dan Kamenka Terpaksa Dievakuasi

Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Rusia mengatakan pihaknya menggunakan senjata presisi tinggi untuk menyerang tangki bahan bakar tentara Ukraina dan peralatan militer di dekat kota selatan Mykolaiv, kantor berita Interfax melaporkan.

Wali Kota Mykolaiv Oleksandr Senkevych sebelumnya menulis di Telegram bahwa ledakan keras terdengar di kota, dan meminta penduduk untuk mencari perlindungan.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler