ZONA PRIANGAN - Elit Rusia semakin putus asa tentang sanksi yang dikenakan pada negara itu setelah invasi Putin ke Ukraina dan berusaha bernegosiasi untuk perdamaian, seorang pejabat senior Kremlin dilaporkan telah mengklaim.
Para kroni Vladimir Putin yang panik diam-diam berupaya menjangkau Barat untuk mencoba dan mengakhiri perang yang membawa bencana Rusia di Ukraina, demikian dugaan para kepala intelijen.
Sebuah dokumen yang diyakini telah diedarkan di sekitar badan-badan intelijen Barat dan diduga dilihat oleh The Mirror mengatakan: "Seorang perwakilan lingkaran dalam Putin mengirim sinyal tentang keinginan untuk bernegosiasi.
Suasana elit Kremlin panik. Pejabat pengkhianat Putin yang tidak disebutkan namanya dalam dokumen itu tetapi telah digambarkan sebagai "pilar rezim" di Rusia, tulis The Sun, 15 Agustus 2022.
Ukraina yakin para pejabat tinggi Kremlin berusaha menjangkau badan-badan intelijen Barat di belakang punggung Putin, kata seorang sumber diplomatik Kyiv kepada The Mirror.
"Sering terjadi seperti yang terjadi pada tahap penutupan Perang Dunia Kedua bahwa para pejabat di pihak yang peduli dengan masa depan mereka membuat pendekatan untuk memastikannya," kata mereka.
Mereka menambahkan bahwa banyak elit Rusia telah menikmati kebebasan hidup di Barat dan khawatir akan kehilangannya, tetapi terlalu takut dengan apa yang mungkin dilakukan Putin terhadap mereka kalau berbicara.
Setiap pejabat terkemuka yang mengkritik perang akan menempatkan diri mereka dan keluarga mereka dalam bahaya besar jika disebutkan namanya.
Sejumlah pejabat tinggi bahkan jatuh sakit atau meninggal secara misterius dalam beberapa bulan terakhir. Bulan lalu, salah satu saingan utama Putin dilaporkan diracun dalam percobaan pembunuhan.
Nikolai Patrushev, kepala dewan keamanan Rusia, telah digambarkan di beberapa kalangan sebagai satu-satunya orang yang benar-benar dipercaya Putin.
Perang sekarang memasuki bulan ketujuh, dan pasukan tetap macet di selatan dan timur Ukraina.
Kekhawatiran tumbuh dari bencana di pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar Eropa di Zaporizhzhia setelah tentara Rusia dituduh mengubahnya menjadi pangkalan militer.***