ZONA PRIANGAN - Serangan drone bawah laut terhadap Armada Laut Hitam di Pelabuhan Sevastopol Krimea membuat Rusia marah besar.
Moskow merespons serangan itu dengan mengeluarkan pernyataan meangguhkan kesepakatan ekspor gandum dari Ukraina yang ditengahi oleh PBB.
Sementara Washington menuduh Kremlin "mempersenjatai makanan" dengan memotong kesepakatan, yang bisa memicu kelaparan di Afrika dan Timur Tengah.
Ukraina belum mengomentari terkait serangan drone bawah laut yang mengancam Armada Laut Hitam Rusia. Namun Kiev mengecam Moskow yang dianggap mengingkari kesepakatan PBB.
Serangan terhadaop Krimea terus berlanjut dengan warga Sevastopol mengaku mendengar ledakan besar di Omega Bay, tulis Express.
Gubernur kota yang dilantik Rusia mengatakan pasukan Vladimir Putin telah menangkis serangan yang disebutnya "paling masif" sejak Februari.
Baca Juga: Insiden Mengerikan, Kendaraan Militer KAMAZ Menabrak Pasukan Vladimir Putin, Pelaku Tentara Kontrak
Rekaman juga muncul dari apa yang dikatakan Moskow sebagai helikopter Rusia yang menghancurkan "drone bawah laut".
Seorang jurnalis Ukraina kemudian merilis rekaman dari apa yang dikatakan sebagai "pesawat tak berawak serangan Maritim" menghindari tembakan dari helikopter Rusia.
Sevastopol adalah markas besar armada penting Laut Hitam Kremlin. Pejabat Ukraina tidak secara teratur berkomentar tentang operasi di Semenanjung Krimea, yang dianeksasi Rusia pada tahun 2014.
Setelah serangan itu, Rusia mengklaim bahwa kapal-kapal yang terlibat dalam kesepakatan biji-bijian menjadi sasaran drone, tanpa memberikan bukti.
Kemudian Moskow mengumumkan bahwa komitmennya terhadap kesepakatan itu akan ditangguhkan untuk "jangka waktu yang tidak terbatas".***