Rusia Marah Besar Setelah Terjadi Serangan Drone Bawah Laut di Pelabuhan Sevastopol Krimea

30 Oktober 2022, 11:21 WIB
Armada Laut Hitam Rusia berbasis di Sevastopol, Krimea mendapat serangan drone bawah laut.* /Reuters/

ZONA PRIANGAN - Serangan drone bawah laut terhadap Armada Laut Hitam di Pelabuhan Sevastopol Krimea membuat Rusia marah besar.

Moskow merespons serangan itu dengan mengeluarkan pernyataan meangguhkan kesepakatan ekspor gandum dari Ukraina yang ditengahi oleh PBB.

Sementara Washington menuduh Kremlin "mempersenjatai makanan" dengan memotong kesepakatan, yang bisa memicu kelaparan di Afrika dan Timur Tengah.

Baca Juga: Ancaman bagi Ukraina, Warga Rusia Antusias Jadi Wajib Militer dan Sudah 82.000 Orang Dikirim ke Zona Konflik

Ukraina belum mengomentari terkait serangan drone bawah laut yang mengancam Armada Laut Hitam Rusia. Namun Kiev mengecam Moskow yang dianggap mengingkari kesepakatan PBB.

Serangan terhadaop Krimea terus berlanjut dengan warga Sevastopol mengaku mendengar ledakan besar di Omega Bay, tulis Express.

Gubernur kota yang dilantik Rusia mengatakan pasukan Vladimir Putin telah menangkis serangan yang disebutnya "paling masif" sejak Februari.

Baca Juga: Insiden Mengerikan, Kendaraan Militer KAMAZ Menabrak Pasukan Vladimir Putin, Pelaku Tentara Kontrak

Rekaman juga muncul dari apa yang dikatakan Moskow sebagai helikopter Rusia yang menghancurkan "drone bawah laut".

Seorang jurnalis Ukraina kemudian merilis rekaman dari apa yang dikatakan sebagai "pesawat tak berawak serangan Maritim" menghindari tembakan dari helikopter Rusia.

Sevastopol adalah markas besar armada penting Laut Hitam Kremlin. Pejabat Ukraina tidak secara teratur berkomentar tentang operasi di Semenanjung Krimea, yang dianeksasi Rusia pada tahun 2014.

Baca Juga: Serangan Pejuang Kiev Melambat Cuma Bunuh 44 Tentara Rusia, Pasukan Chechnya Bantai 70 Tentara Ukraina

Setelah serangan itu, Rusia mengklaim bahwa kapal-kapal yang terlibat dalam kesepakatan biji-bijian menjadi sasaran drone, tanpa memberikan bukti.

Kemudian Moskow mengumumkan bahwa komitmennya terhadap kesepakatan itu akan ditangguhkan untuk "jangka waktu yang tidak terbatas".***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Express

Tags

Terkini

Terpopuler