Korea Utara Makin Gencar Menembakkan Rudal Balistik Antar Benua, tapi Peluncuran pada Kamis Gagal

3 November 2022, 21:59 WIB
Seorang pria menonton TV yang menyiarkan laporan berita tentang Korea Utara yang menembakkan rudal balistik di atas Jepang, di sebuah stasiun kereta api di Seoul, Korea Selatan, 4 Oktober 2022. /REUTERS/Kim Hong-Ji

ZONA PRIANGAN - Militer Korea Selata mengklaim bahwa pihak Korea Utara gagal menembakkan rudal balistik antarbenua selama berlangsungnya peluncuran salvo terbarunya pada hari Kamis dan pihak Seoul dan Washington mendesak semua negara untuk memberikan sanksi terhadap Pyongyang.

Warga Jepang di wilayah utara telah diperintahkan untuk mencari perlindungan selama peluncuran rudal balistik Korea Utara, yang terdiri dari rudal jarak pendek dan mengikuti ledakan poyektil yang ditembakkan pada Rabu.

Menurut militer Kore Selatan, peluncuran pada Kamis diduga mengalami kegagalan. AS sendiri mengutuk peluncuran ICBM, walaupun peluncuran tersebut gagal.

Baca Juga: Putin: Rusia Bisa Meninggalkan Kesepakatan Gandum Lagi Jika Jaminan dari Ukraina Ini Dilanggar

"Tindakan ini semakin mendorong perlunya semua negara menerapkan resolusi Dewan Keamanan PBB terkait DPRK," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price, dikutip ZonaPriangan.com dari AFP.

Klaim dari militer Korea Selatan itu juga dikonfirmasi oleh Amerika Serikat yang juga telah mendeteksi peluncuran rudal balistik jarak jauh sekitar pukul 07:40 atau sekitar pukul 2240 GMT di daerah Sunan, Pyongyang.

Lebih lanjut, Kepala Staf Gabungan Seoul mengatakan peluncuran ICBM gagal selama "pemisahan tahap kedua".

Baca Juga: Uni Eropa Mengecam Peluncuran Rudal Korea Utara: Eskalasi Berbahaya

"Jangkauan rudal balistik jarak jauh sekitar 760 kilometer, ketinggian 1.920 kilometer dengan kecepatan 15 Mach," kata militer Korea Selatan.

Ia menambahkan, dua rudal balistik jarak pendek telah ditembakkan oleh Korea Utara pada pukul 08:39 pagi dari Kaechon, provindi Pyongan Selatan.

Saat ini militer Korea Selatan tengah "mempertahankan kesiapan penuh dalam menghadapi kemungkinan serangan dari Korea Utara, sambil bekerja sama dengan Amerika Serikat guna memperkuat pengawasan dan kewaspadaan," katanya.

Baca Juga: Gedung Putih Menghapus Tweet setelah Pengguna Twitter Ikut Campur Tangan

Pyongyang telah menembakkan lebih dari 20 rudal balistik pada Rabu, termasuk satu rudal mendarat di dekat perairan teritorial Korea Selatan.

Satu rudal balistik jarak pendek melintasi Garis Batas Utara, perbatasan maritim de facto, pada hari Rabu, mendorong Presiden Yoon Suk-yeol menyebutnya sebagai "secara efektif invasi teritorial".

Peluncuran rudal balistik oleh Korea Utara bersamaan dengan kegiatan latihan udara bersama terbesar antara Korea Selatan dan Amerika Serikat, melibatkan ratusan pesawat tempur dari kedua negara.

Baca Juga: Kesehatan Vladimir Putin Menjadi Sorotan Saat Pakar Melihat Tangan Putin Menghitam

Sementara Pyongyang menyebut latihan udara bersama Korea Selatan-AS itu sebagai Vigilant Storm yakni latihan militer yang agresif dan provokatif yang menargetkan DPRK dan Pyongyang mengancam jika latihan udara bersama ini terus berlanjut, Seoul dan Washington akan membayar harga yang paling mengerikan dalam sejarah.

Tokyo sendiri mengkonfirmasi peluncuran pada hari Kamis, di mana pemerintah Jepang mengeluarkan peringatan terhadap warganya di wilayah utara untuk tinggal di dalam rumah atau mencari perlindungan.

Pada awalnya, Jepang mengatakan bahwa rudal balistik Korea Utara terbang di atas Jepang, mendoring "J-Alert" dikeluarkan, tapi menteri pertahanan Yasukazu Hamada mengatakan rudal tidak melintasi kepulauan Jepang, tetapi menghilang di atas laut Jepang.

Baca Juga: Shanghai Disney Resort Ditutup karena Pembatasan Covid-19, Pengunjung Dilarang Meninggalkan Resort

"Kemungkina besar uji coba senjata nuklir taktis akan dilakukan pada kesempata berikutnya. Kemungkinan dalam waktu dekat," kata Chad O'Carroll dari situs spesialis NK News yang berbasis di Seoul via Twitter.

Dan pendapat dari O'Carroll diamini oleh seorang sarjana studi Korea Utara, Ahn Chan-il.

"Ini adalah pra-perayaan Korea Utara menjelang uji coba nulir mereka yang akan datang," kata Ahn Chan-il kepada AFP.

Baca Juga: China Mengesahkan Undang-Undang Perempuan yang Baru, untuk Pertama Kalinya Diubah dalam Beberapa Dekade

"Tampaknya seperti serangkaian tes praktis untuk penyebaran nuklir taktis mereka," tambahnya.

Pyongyang merevisi undang-undangnya pada September yang memungkinkan serangan nuklir pre-emptive, di mana pemimpin Kim menyatakan negara itu sebagai kekuatan nuklir yang tidak dapat diubah, secara efektif mengakhiri negosiasi atas program senjata nuklirnya.

Pada 4 Oktober, Korea Utara menembakkan rudal balistiknya ke Jepang yang juga memicu peringatan evakuasi. Pyongyang kemudian mengklaim itu adalah rudal balistik jarak menengah darat-ke-darat tipe terbaru, sekaligus untuk pertama kalinya Korea Utara menembakkan rudal balistiknya ke Jepang sejak 2017.

Baca Juga: Jembatan Gantung di Gujarat India Berusia Seabad dan Runtuh Beberapa Hari Setelah Direnovasi

Kemudian, Pyongyang mengklaim bahwa peluncuran dan tes lainnya pada waktu yang sama adalah latihan nuklir taktis yang mensimulasikan Korea Selatan dengan rudal berujung nuklir.***

Editor: Toni Irawan

Sumber: AFP

Tags

Terkini

Terpopuler