Amerika Serikat Menghapus Vaksin Moderna Covid-19 untuk Penggunaan Darurat

- 19 Desember 2020, 17:01 WIB
Kepala FDA mengatakan mereka telah mengambil langkah penting lain dalam memerangi pandemi global ini.*
Kepala FDA mengatakan mereka telah mengambil langkah penting lain dalam memerangi pandemi global ini.* /NDTV.COM/

Perusahaan bioteknologi berbasis di Massachusetts yang berusia satu dekade menerima 2,5 miliar dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp35 triliun.

Baca Juga: Di Tengah Pandemi Covid-19, Maruli Tampubolon Berbagi Kasih dan Cinta Lewat Musik

Dana federal itu untuk upayanya dan mengembangkan vaksin bersama para ilmuwan di National Institutes of Health.

Baik vaksin Pfizer dan Moderna didasarkan pada teknologi mutakhir mRNA (messenger ribonucleic acid), dan keduanya telah terbukti sangat efektif, melindungi sekitar 95 persen orang dari Covid-19 dibandingkan dengan plasebo.

Mereka juga ditemukan tidak memiliki masalah keamanan yang serius dalam uji klinis yang masing-masing melibatkan puluhan ribu orang.

Baca Juga: Ibu-ibu Tidak Akan Menyesal Keluarkan Rp60 Ribu untuk Mendapatkan Aglonema Adelia

Efek samping yang paling sering dilaporkan adalah nyeri di tempat suntikan, kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, menggigil, dan nyeri sendi.

Selain itu, pembengkakan kelenjar getah bening di lengan yang sama dengan suntikan, mual dan muntah, dan demam.

Tapi sekarang ada segelintir orang di seluruh dunia yang mengembangkan reaksi alergi yang signifikan setelah menerima vaksin Pfizer, dan FDA mengatakan akan tetap waspada dalam pemantauannya.

Baca Juga: Virus Covid-19 Mirip dengan Virus Flu Biasa, Hati-hati kalau Hidung Kehilangan Fungsi Penciuman

Halaman:

Editor: Parama Ghaly

Sumber: NDTV


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x