Negara Islam Mulai Mau Latihan Perang Bersama Israel, Palestina Merasa Dikhianati

- 19 Januari 2021, 13:36 WIB
FOTO ilustrasi latihan perang.*
FOTO ilustrasi latihan perang.* / Pixabay /Military Material

ZONA PRIANGAN - Negara Islam kini sudah tak malu-malu lagi melakukan hubungan diplomatik dengan Israel.

Bahkan ajakan Israel untuk melaukan latihan perang bersama pun kini disanggupi, di antaranya oleh Uni Emirat Arab (UEA).

Bahkan Pemerintah UEA menyetujui jika latihan perang bersama itu diumumkan oleh Israel kepada publik.

Baca Juga: Erdogan Kecam 4 Negara Muslim Jalin Hubungan dengan Israel, Indonesia Target Berikutnya

Rencananya latihan perang bersama UEA dan Israel akan dilaksanakan di Yunani, dengan persetujuan Amerika Serikat (AS).

Dikutip dari Pars Today, latihan tersebut menjadi pertama kalinya negara Israel dengan Uni Emirat Arab (UEA).

UEA merupakan negara Islam yang sudah berkolaborasi militer dan perang setelah hubungan normalisasi dengan Israel terwujud.

Baca Juga: Ingin Terkenal Lewat Video YouTube, Anak 11 Tahun Justru Tergilas Roda Kereta Api

Latihan di Yunani juga akan mencakup angkatan udara dari Amerika Serikat, Kanada, Slovakia, Spanyol, dan Siprus.

Sebagaimana diberitakan semarangku.com sebelumnya dalam artikel "Pertama Kalinya, Israel Latihan Militer dengan Negara Islam Ini, AS Setujui!".

Laporan tersebut tidak menjelaskan tanggal pasti dan lokasi latihan.

Baca Juga: Bahaya! Sudah Beredar Eskrim Buatan China Mengandung Covid-19, yang di Gudang Disegel

UEA sebelumnya telah bergabung dengan Israel dalam latihan, tetapi ini adalah pertama kalinya Abu Dhabi menyetujui informasi tersebut dipublikasikan.

Sementara itu, latihan militer antar keduanya sudah disetujui oleh Amerika Serikat setelah kesepakatan normalisasi antara UEA dan Israel.

Di bawah perjanjian tersebut, Tel Aviv konon setuju untuk "sementara" menangguhkan penerapan aturannya sendiri ke daerah-daerah Palestina.

Baca Juga: China Sebarkan Teknologi Satelit Canggih untuk Melacak Berbagai Aktivitas

Sebelumnya wilayah Tepi Barat dan Lembah Yordania yang strategis telah dijanjikan oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk dicaplok.

Tetapi para pemimpin Israel dengan tegas menolak klaim oleh putra mahkota Abu Dhabi dan penguasa de facto UEA, Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan.

Tel Aviv dengan tegas menyatakan tidak ada pembatalan terhadap rencana aneksasi Israel setelah kesepakatan tersebut.

Baca Juga: Suami Mbak You Ternyata Seekor Siluman Ular Bernama Kiai Slamet

Netanyahu kemudian menggarisbawahi bahwa aneksasi tidak dibatalkan, tetapi hanya ditunda.

Perjanjian UEA-Israel memicu protes dan kecaman di negara-negara Muslim dan Arab.

Kebijakan UEA, digambarkan sebagai tindakan pengkhianatan terhadap Palestina.***(Sauqi Romdani/Semarangku.com)

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Semarangku.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x