"Tuduhan yang menghasut seperti itu dibuat dari ketidaktahuan dan prasangka, mereka hanya sensasi yang berbahaya dan didorong secara politik dan tidak bisa jauh dari kebenaran."
Pemerintahan Biden bulan lalu mendukung keputusan pada menit-menit terakhir oleh pemerintahan Trump bahwa China telah melakukan genosida di Xinjiang dan mengatakan Amerika Serikat harus siap untuk membebankan risiko pada China.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab mengecam penyiksaan, kerja paksa dan sterilisasi yang katanya terjadi terhadap orang Uighur dalam 'skala industri' di Xinjiang. "Situasi di Xinjiang sangat luar biasa," katanya.
Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mengatakan: "Komitmen kami terhadap Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia juga tidak menyisakan ruang untuk penahanan sewenang-wenang terhadap etnis minoritas seperti Uighur di Xinjiang atau tindakan keras China terhadap kebebasan sipil di Hong Kong."
Wang mengundang pengawasan PBB namun tidak memberikan kepastian jadwalnya.
"Pintu ke Xinjiang selalu terbuka. Orang-orang dari banyak negara yang telah mengunjungi Xinjiang telah mempelajari fakta dan kebenaran di lapangan. China juga menyambut Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia untuk mengunjungi Xinjiang," katanya, merujuk pada kepala hak asasi PBB, Michelle Bachelet, yang kantornya sedang merundingkan persyaratan akses ke negara tersebut.***