Ketegangan Meningkat, Kehadiran 220 Kapal China di Whitsun Reef Dinilai Filipina Sebagai Serangan

- 29 Maret 2021, 17:44 WIB
Ilustrasi kapal di laut.*
Ilustrasi kapal di laut.* /Pixabay /Bingo Naranjo

ZONA PRIANGAN - Selain menerbangkan pesawat tempur, Filipina mengerahkan kapal angkatan laut dan penjaga pantai untuk mengusir 220 kapal China.

Sementara China membantah jika kapal tersebut armada militer. Kumpulan kapal itu merupakan kapal penangkap ikan yang berlindung dari cuaca buruk.

Namun Filipina sudah geram, dengan ratusan kapal China yang ditambatkan di sekitar Whitsun Reef, pulau berbentuk bumerang, sebelah barat Pulau Palawan.

Baca Juga: Militan ISIS Mengamuk, Mayat Bergelimpangan di Jalanan, 700 Ribu Warga Mengungsi ke Hutan

Baca Juga: ISIS Kembali Bangkit, 10 Ribu Pejuang Sudah Bergabung dan Siap Lakukan Teror

Dikutip dari Aljazeera, keberadaan ratusan kapal China itu sudah mengganggu kedaulatan Filipina dan digambarkan Manila sebagai serangan.

Filipina memerintahkan China untuk menarik kembali kapal-kapal itu, tetapi China, yang mengklaim hampir seluruh Laut Natuna Utara.

Kementerian luar negeri Filipina telah mengajukan protes diplomatik, sementara beberapa negara - termasuk Amerika Serikat dan Australia - telah menyatakan keprihatinan atas ketegangan baru di kawasan itu.

Baca Juga: Diduga Korupsi, Terungkap Ajudan Presiden Miliki 80 Mobil Mewah Mulai Mercedes Benz hingga Jeep Wranglers

Baca Juga: Zombie Ditemukan di Pedesaan Australia, Peneliti Lakukan Penyelidikan

Sekretaris Pertahanan Filipina, Delfin Lorenzana, pihaknya siap mempertahankan kedaulatan nasional dan menjaga sumber daya laut.

Dia menambahkan akan ada "peningkatan kehadiran" kapal angkatan laut dan penjaga pantai yang berpatroli di perairan Filipina.

Laut Natuna Utara yang kaya sumber daya diklaim oleh beberapa negara, termasuk Filipina dan Cina.

Baca Juga: Saat Telanjang, Cewek Ini Tidak Membutuhkan Baju, Cukup Menutup Tubuh dengan Rambut Panjangnya

Baca Juga: Usia 45 Tahun ke Atas saat Berada di Kamar Mandi Pintunya Jangan Dikunci, Ini Penjelasannya

Beijing sering menggunakan apa yang disebut sembilan garis putus-putus untuk membenarkan klaim hak historisnya atas sebagian besar wilayah tersebut.

China telah mengabaikan keputusan pengadilan internasional tahun 2016 yang menyatakan bahwa pernyataan ini tidak berdasar.

Pada hari Kamis, juru bicara Harry Roque mengatakan Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah menyatakan keprihatinan atas kehadiran kapal tersebut kepada duta besar China di Manila.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x