Vaksin Corona Pfizer Terbukti Ampuh dan Cocok untuk Semua Orang Berusia di Atas 12 Tahun

- 28 Mei 2021, 15:05 WIB
vaksin Pfizer terbukti ampuh untuk mengatasi strain yang ditemukan di India.
vaksin Pfizer terbukti ampuh untuk mengatasi strain yang ditemukan di India. /NDTV.com

ZONA PRIANGAN - Pfizer telah mengatakan kepada pemerintah India bahwa vaksin corona-nya menunjukkan efektivitas tinggi terhadap varian dominan di India yang diyakini para ahli berada di balik gelombang kedua infeksi di negara itu, sumber mengatakan kepada kantor berita PTI, Rabu, 26 Mei 2021.

Pfizer juga mengatakan kepada pemerintah bahwa vaksinnya telah terbukti cocok untuk semua orang berusia di atas 12 tahun, dan dapat disimpan selama sebulan di fasilitas penyimpanan dingin dengan kisaran suhu 2-8 derajat Celcius.

Raksasa farmasi Amerika Serikat sedang dalam pembicaraan dengan pemerintah India mengenai persetujuan jalur cepat untuk  meluncurkan 50 juta dosis antara Juli dan Oktober, jika menerima kelonggaran peraturan yang signifikan, termasuk ganti rugi, atau perlindungan dari klaim kompensasi jika terjadi kejadian buruk.

Baca Juga: Serasa Menyewa, Penerbangan Rute Mumbai ke Dubai Hanya Mengangkut Satu Penumpang, Tak Biasa di Aviasi India

Kedua belah pihak telah mengadakan serangkaian pertemuan selama beberapa minggu terakhir, beberapa di antaranya juga melibatkan Chairman dan CEO Pfizer Albert Bourla, untuk menyelesaikan berbagai masalah, termasuk pemberian ganti rugi hukum.

Tak satu pun dari tiga vaksin yang saat ini disetujui untuk digunakan di India yakni Covishield, Covaxin atau Sputnik V, telah diberi perlindungan semacam itu.

Pfizer bersikeras akan hal ini, yang telah diberikan oleh negara lain yang menggunakan obat tersebut, termasuk Amerika Serikat dan beberapa negara di Eropa.

Baca Juga: Pengunjung Mall Arndale Panik Berhamburan ke Luar setelah Ditemukan Serbuk Putih dalam Amplop

Lebih lanjut, tak satu pun dari vaksin yang disetujui India telah diizinkan untuk digunakan pada mereka yang berusia di bawah 18 tahun, meskipun Covaxin diharapkan untuk memulai uji coba untuk kelompok usia 2-18 pada akhir bulan.

Anak-anak dan dewasa muda, yang dikhawatirkan beberapa ahli bisa menjadi target gelombang ketiga, menyumbang kurang dari 10 persen kasus baru bulan ini, tetapi angka minggu demi minggu menunjukkan peningkatan.

Menurut PTI, Pfizer mengatakan kepada pemerintah India bahwa mereka harus "mengandalkan 44 otorisasi, termasuk persetujuan WHO (untuk) memfasilitasi otorisasi penggunaan darurat".

Baca Juga: Jaguar Land Rover dan Google Mengukur Indeks Kualitas Udara dengan SUV Listrik I-Pace

Namun, perusahaan terbuka untuk mempertimbangkan pengawasan terhadap 100 subjek pertama yang mendapatkan vaksinnya.

Pfizer, sumber mengatakan kepada PTI, telah membagikan poin data terbaru mengenai uji coba, tingkat kemanjuran dan persetujuan dari berbagai negara dan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Ini termasuk data dari Public Health England Inggris, yang mengatakan sebuah studi observasi menyimpulkan vaksin Pfizer menawarkan perlindungan 87,9 persen terhadap varian B.1.617.2 yang dilaporkan di India. 26 persen dari peserta penelitian adalah dari etnis "India atau British Indian".

Baca Juga: Ular Cambuk Berwajah Kuning Pandai Melakukan Penyamaran, Hati-hati jika Berkunjung ke Taman

Masalah lain yang menjadi kunci untuk mempercepat persetujuan vaksin Pfizer adalah pengadaan melalui jalur pemerintah pusat dan persyaratan peraturan untuk studi bridging pasca-persetujuan.

Pfizer (dan Moderna, raksasa farmasi Amerika Serikat lainnya yang mengembangkan vaksin corona) pada minggu lalu didekati oleh pemerintah Delhi, yang ingin membeli vaksin langsung dari mereka.

Tawaran itu ditolak, Pfizer mengutip kebijakan perusahaan yang mengatakan hanya akan berurusan dengan pemerintah pusat.

Moderna mengutip kebijakan serupa untuk menolak pemerintah Punjab.

India telah memberikan lebih dari 20 crore atau sekitar 200.000.000 dosis vaksin sejauh ini, tetapi masih jauh dari vaksinasi dalam proporsi yang cukup signifikan dari populasi 130-crore atau sekitar 1.300.000.000.

Baca Juga: Beberapa Kata Sandi di Pesawat, jika Mendengar Kata Bob atau Cheerio Berarti Anda Disukai Pramugari

Kekurangan dosis vaksin diyakini menjadi salah satu alasan utama perlambatan baru-baru ini, dengan beberapa negara bagian menandai rendahnya stok dan terpaksa menghentikan vaksinasi untuk kelompok usia 18-44 tahun.

Saat ini India memiliki Covishield (dikembangkan oleh AstraZeneca-Oxford University dan diproduksi oleh Serum Institute) dan Covaxin (dikembangkan dan diproduksi oleh Bharat Biotech).

Vaksin ketiga yakni Sputnik V Rusia, telah disetujui dan akan segera diluncurkan.

Angka produksi vaksin dalam negeri menjadi berita utama minggu ini setelah pemerintah mengatakan kepada Pengadilan Tinggi Kerala bahwa lebih dari 8,5 crore atau sekitar 85.000.000 dosis diproduksi setiap bulan, atau sekitar 28,33 lakh atau sekitar 2.833.000 per hari.

Baca Juga: Oscar, Kucing Hitam Putih Nggak Ada Matinya, walau Bertugas di 3 Kapal Perang yang Meledak dan Tenggelam

Namun, mengingat rata - rata 12 (1.200.000) hingga 13 lakh (1.300.000) dosis yang diberikan per minggu, atau sekitar 57 persen, pertanyaan telah diajukan dengan latar belakang keprihatinan negara bagian atas kekurangan stok vaksin.

Bulan lalu pemerintah menyatakan siap mempercepat pemberian persetujuan penggunaan darurat untuk vaksin buatan luar negeri, termasuk yang dibuat oleh Pfizer dan Moderna.***

Editor: Yudhi Prasetiyo

Sumber: NDTV.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x