Otopsi awal menemukan bahwa Maradona telah meninggal karena "edema paru akut sekunder akibat gagal jantung kronis yang diperburuk dengan kardiomiopati dilatasi".
Hasil otopsi kedua, yang diterbitkan pada akhir Desember oleh jaksa penuntut umum San Isidro, mengungkapkan Maradona menderita masalah yang berhubungan dengan ginjal, jantung, dan paru-parunya.
Setelah menjalani operasi otak pada 3 November, mantan playmaker penyerang itu menerima perawatan karena "abstinence", kata Luque kepada wartawan saat itu.
Dia tidak memberikan rincian kondisinya, tetapi Maradona sebelumnya mengaku berjuang melawan kecanduan narkoba dan alkohol. Rumah dan tempat kerja Luque dan Cosachov digerebek oleh polisi pada hari-hari awal penyelidikan.
Sebuah panel dokter yang ditunjuk oleh jaksa untuk menyelidiki keadaan kematian Maradona dijelaskan tim medis sebagai "kekurangan", "sembrono" dan "acuh tak acuh", menurut Telam.
Maradona, yang secara luas dianggap sebagai salah satu pesepakbola terhebat sepanjang masa, berbagi penghargaan FIFA Best Player of the 20th Century dengan legenda Brasil Pele.
Kematian pemain Argentina itu memicu duka cita di seluruh dunia, terutama di tanah airnya, di mana ia dipuja karena memiliki andil yang sangat besar atas kemenangan tim Tango di Piala Dunia 1986 di Meksiko.***