Seorang Wanita Suku di Benggala Barat Diarak Telanjang Keliling Kampung Sebagai Hukuman Atas Perselingkuhan

- 15 Juni 2021, 11:00 WIB
Foto Ilustrasi.
Foto Ilustrasi. /Pixabay/Sasin Tipchai
ZONA PRIANGAN - Seorang wanita suku di Benggala Barat diseret keluar dari rumahnya, ditelanjangi, diarak telanjang oleh beberapa penduduk desa yang diduga sebagai hukuman atas perselingkuhan di luar nikah.
 
Seluruh insiden direkam dalam bentuk video. Enam dari 11 tersangka telah ditangkap, kata polisi.
 
Dikutip dari NDTV, peristiwa itu terjadi pada Rabu, 9 Juni 2021, di kantor polisi Kumargram, Distrik Alipurduar. Namun, peristiwa itu baru terungkap pada Minggu, 13 Juni 2021 setelah video tersebut viral di media sosial.
 
 
Wanita itu tampaknya telah meninggalkan suaminya sekitar enam bulan lalu, diduga telah berselingkuh, kata sumber-sumber lokal. 
 
Setelah dia kembali pada minggu lalu, beberapa penduduk setempat menerobos masuk ke rumahnya pada Rabu malam, menyeretnya keluar dan melepaskan pakaiannya. Kemudian wanita itu diarak telanjang mengelilingi desa.
 
Setelah kejadian yang memalukan itu, wanita tersebut kemudian menghilang dari desa itu dan tidak ada yang melaporkannya ke polisi tentang kejadian itu, sampai videonya keluar. 
 
 
Wanita itu kemudian dicari keberadaannya hingga ke rumah orang tuanya di Assam, pencarian dilakukan oleh suaminya dengan ditemani anggota kepolisian, dan wanita itu dibawa kembali.
 
Setelah diberi konseling, dia melaporkan perlakuan warga desa tersebut di hadapan suaminya, menyebutkan orang-orang yang telah melecehkannya secara seksual, lima di antaranya masih buron. 
 
Polisi diberi waktu 12 hari untuk menahan orang-orang yang ditangkap pada Minggu. Tiga orang lainnya ditangkap hari ini.
 
 
Menurut polisi, penyerangan itu bukan hasil karya seorang salashi sabha atau pengadilan kanguru, tetapi serangan spontan oleh beberapa pemuda yang berasal dari suku yang sama dengan wanita itu.
 
Beberapa organisasi sayap kanan telah men-tweet tentang insiden itu, menuduh pemerintah "diam" dan tidak bertindak.
 
"Beberapa kelompok dengan niat jahat salah mengartikan insiden itu. Langkah hukum diambil terhadap mereka secara terpisah," cuit polisi.
 
 
Seorang pemimpin Trinamool lokal Dhiresh Roy mengutuk insiden itu dan menyerukan hukuman terberat bagi yang bersalah.***

Editor: Yudhi Prasetiyo

Sumber: NDTV


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x