Covid Varian Delta Terdeteksi Lebih dari 80 negara dan Terus Bermutasi

- 19 Juni 2021, 12:42 WIB
Ilustrasi Covid-19 varian delta atau B.1.617.2.
Ilustrasi Covid-19 varian delta atau B.1.617.2. /Pixabay/ fernando zhiminaicela

ZONA PRIANGAAN - Virus Corona varian Delta (B.1.617.2) terbukti lebih berbahaya dibanding Virus Corona awal yang muncul di Kota Wuhan, China.

Dikutip dari situs resminya Sabtu 19 Juni 2021, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan varian Delta telah terdeteksi di lebih dari 80 negara dan terus bermutasi saat menyebar.

Virus Corona hasil mutasi yang berasal dari India ini, dibutuhkan akan vaksin yang lebih efektif.

Baca Juga: Inilah Daftar 5 Provinsi di Indonesia dengan Kasus Positif Covid-19 Tertinggi

Inggris melaporkan lonjakan kasus infeksi yang tajam akibat varian Delta, memaksa Perdana Menteri Boris Johnson untuk memperpanjang pembatasan hingga akhir Juli.

Pejabat kesehatan Jerman memperkirakan Delta bisa dengan cepat menjadi varian dominan di negaranya meskipun jumlah warga yang menerima vaksin sudah terbilang banyak.

Di Rusia, pemerintah menyebut lonjakan kasus infeksi harian sebagian besar dipicu varian Delta.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Pfizer, dan Moderna Bukan Ancaman bagi Kesuburan Pria

Negara itu berada di ambang gelombang ketiga wabah virus corona setelah penambahan kasus harian mencetak rekor lagi, terutama di Moskow.

Halaman:

Editor: Yudhi Prasetiyo

Sumber: WHO


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x