ZONA PRIANGAN - PBB dan Pemerintah Burkina Faso mengatakan bahwa pembantaian di Burkina Faso yang menewaskan lebih dari 130 orang sebagian besar dilakukan oleh tentara anak-anak.
Juru bicara pemerintah Burkina Faso Ousseni Tamboura mengatakan kepada wartawan, bahwa para penyerang "kebanyakan anak-anak berusia antara 12 dan 14 tahun."
Pemerintah tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang anak-anak yang terlibat dalam serangan itu atau kelompok mana yang melakukannya.
Baca Juga: Situasi Pangan Buruk, Kim Jong Un Perintahkan Ribuan Ibu-Ibu Keluar Rumah untuk Pergi ke Sawah
PBB atau The United Nations Children's Fund mengutuk penggunaan anak-anak dalam serangan itu, dalam sebuah pernyataan Kamis.
"Ini adalah pelanggaran berat terhadap hak-hak dasar mereka. Kami ingat bahwa penduduk sipil tidak boleh menjadi korban atau target serangan. Keluarga dan anak-anak harus dilindungi di mana saja setiap saat," kata perwakilan UNICEF di Burkina Faso Sandra Lattouf.
Sedikitnya 138 orang tewas dalam serangan di desa Solhan awal bulan ini, seperti dikutip ZonaPriangan dari laman UPI.com, 24 Juni 2021.
Menurut PBB, berita bahwa tentara anak-anak terlibat dalam serangan itu muncul ketika ruang kelas di seluruh Burkina Faso ditutup dari Maret hingga Juni tahun lalu karena pandemi dan lebih dari 300.000 anak kehilangan akses ke pendidikan.