ZONA PRIANGAN - Sebuah pesawat Angkatan Udara Filipina yang dikirim dari pemerintah AS awal tahun ini, jatuh di pulau selatan Jolo pada Minggu pagi, menewaskan 42 orang di dalamnya dan tiga warga sipil di darat.
Pesawat militer Lockheed Martin C-130, yang membawa 96 personel, termasuk tiga pilot dan lima awak, akan berangkat dari Cagayan de Oro, di Mindanao, ke provinsi Sulu ketika kehilangan landasan pacu di pulau Jolo ke desa Patikul di dekatnya. kepala angkatan bersenjata Filipina, Jenderal Cirilito Sobejana, mengatakan dalam sebuah laporan oleh The New York Times.
Patikul adalah daerah kubu kelompok militan yang dikenal sebagai Abu Sayyaf. Kecelakaan itu terjadi pada pukul 11:30 waktu setempat, CNN melaporkan, seperti dikutip ZonaPriangan dari laman UPI.com, 4 Juli 2021.
"Beberapa menit setelah kecelakaan, pasukan dan sukarelawan sipil bergegas ke lokasi untuk pencarian dan penyelamatan," menurut siaran pers Satuan Tugas Gabungan Sulu. "Per saksi mata, sejumlah tentara terlihat melompat keluar dari pesawat sebelum jatuh ke tanah menyelamatkan mereka dari ledakan yang disebabkan oleh kecelakaan itu."
Empat puluh sembilan orang terluka dan lima personel masih belum ditemukan. Juga, empat orang lainnya di darat terluka.
Pasukan "seharusnya melapor ke batalion mereka hari ini. Mereka seharusnya bergabung dengan kami dalam perang melawan terorisme," kata Komandan Satuan Tugas Gabungan Sulu William N. Gonzales.
Lima kendaraan militer juga berada di dalam pesawat itu, kata para pejabat.