ZONA PRIANGAN - Banjir bandang di Jerman dan Belgia telah menewaskan lebih dari 125 orang serta ratusan hilang, kata pihak berwenang Jumat.
Banjir mematikan telah terjadi seiring beberapa minggu perubahan cuaca yang liar, campuran suhu tinggi, kekeringan dan curah hujan yang parah.
Pakar cuaca mengatakan cuaca buruk seperti itu biasanya terjadi sekali dalam satu generasi, tetapi sekarang lebih sering terjadi sebagai akibat dari memburuknya perubahan iklim.
Para pejabat mengatakan Jumat bahwa sedikitnya 105 orang tewas di Jerman dan sekitar 20 orang tewas di Belgia ketika air tumpah dari sungai yang diguyur hujan dan memakan jalan raya, rumah, dan bangunan lainnya.
Beberapa banjir juga telah dilaporkan di Belanda dan Luksemburg. Di provinsi Limburg, Belanda, pihak berwenang telah memerintahkan penduduk di sepanjang Terusan Juliana untuk mengungsi dari rumah mereka setelah tanggul jebol, seperti dikutip ZonaPriangan dari UPI.com, 16 Juli 2021.
Mayoritas kematian terjadi di wilayah Rhine-Westphalia Utara dan Rhineland-Palatinate Jerman. Para pejabat mengatakan sebanyak 1.500 orang hilang atau belum ditemukan.
Jaringan seluler yang terputus dan layanan Internet yang terganggu telah memutus keluarga dan teman-teman untuk terhubung dengan mereka yang berada di daerah banjir, yang menurut para pejabat dapat meningkatkan jumlah orang yang belum ditemukan.