Kamala Harris Memulai Perjalanan Asia di Tengah Krisis Afghanistan, Mengunjungi Singapura dan Vietnam

- 23 Agustus 2021, 07:09 WIB
Kamala Harris memulai perjalanan Asia di tengah krisis Afghanistan.
Kamala Harris memulai perjalanan Asia di tengah krisis Afghanistan. /NDTV

ZONA PRIANGAN - Wakil Presiden AS Kamala Harris memulai perjalanan ke Asia pada Minggu, 22 Agustus 2021 di mana dia akan menawarkan jaminan komitmen Washington ke kawasan itu setelah penarikan AS yang kacau dari Afghanistan dan pengambilalihan Taliban.

Kembalinya kelompok Islam garis keras yang cepat berkuasa seminggu yang lalu, dan adegan putus asa dari ribuan orang yang mencoba melarikan diri, telah memberikan bayangan lain atas status Amerika Serikat sebagai negara adidaya global.

Namun dalam kunjungannya, yang meliputi Singapura dan Vietnam, Harris akan berusaha menghilangkan kekhawatiran tentang ketergantungan AS.

Baca Juga: Bhumi Pednekar Berlibur di Budapest dan Dia Tidak Sendiri

"Wakil presiden akan menjelaskan sepanjang perjalanan bahwa kami memiliki komitmen abadi di kawasan itu," kata seorang pejabat senior AS, dikutip ZonaPriangan.com dari NDTV, Minggu 22 Agustus 2021.

Harris yang berdarah Asia-Amerika, ibunya berasal dari India, mendarat di Singapura pada Minggu dan akan memulai aktivitasnya pada Senin dengan bertemu dengan para pemimpin negara tersebut.

Sementara langkah Vietnam telah memicu kritik, beberapa pihak menuduh Harris tuli karena mengunjungi negara komunis itu ketika pasukan AS berjuang untuk mengevakuasi warga Amerika, orang asing lainnya, dan sekutu Afghanistan dari bandara Kabul.

Baca Juga: Seperti Anak Balita, Pejuang Taliban Ternyata Menyukai Permainan Bom-bom Car dan Komidi Putar

Krisis tersebut telah mendorong perbandingan dengan trauma Saigon 1975, ketika helikopter AS mengangkut pengungsi terakhir dari atap kedutaan, ketika pasukan Viet Cong maju.

Para pejabat AS mengatakan perjalanan itu direncanakan jauh sebelum bencana Afghanistan, Harris fokus pada tujuan strategis Washington yang lebih luas di kawasan Asia.

Ini adalah kunjungan terakhir seorang pejabat tinggi AS ke kawasan itu, ketika pemerintahan Presiden Joe Biden berupaya membangun aliansi melawan China dan mengatur ulang hubungan setelah kepresidenan Donald Trump yang bergejolak.

Baca Juga: Kuda Ngamuk, Melempar Joki Lantas ke Luar dari Arena Pacuan dan Membuat Kekacauan di Jalan Raya

"Pada saat China menantang kekuasaan politik AS dan dominasi angkatan laut di kawasan Indo-Pasifik, Asia Tenggara dianggap kawasan penting, baik secara strategis maupun secara ekonomi bagi negara ini", kata seorang pejabat Gedung Putih, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.

"Itu tidak berubah dengan Afghanistan," tambahnya.

Wilayah 10 negara adalah medan pertempuran yang berkembang untuk pengaruh antara Amerika Serikat dan China, dan Washington telah berulang kali mengkritik klaim ekspansif Beijing atas hampir seluruh Laut China Selatan.

Baca Juga: Bintang Liga Premier Inggris Ini Menang Judi setelah Diberi Modal oleh Pengusaha Thailand

Empat negara Asia Tenggara yakni Brunei, Malaysia, Filipina dan Vietnam erta Taiwan memiliki klaim yang tumpang tindih dengan Beijing di laut yang menjadi rumah bagi jalur pelayaran utama.

"Menyusul pemerintahan sebelumnya dan apa yang terjadi di Afghanistan, sangat penting bagi AS untuk membangun kepercayaan politik di kawasan ini," kata Mustafa Izzuddin, analis urusan internasional senior di konsultan Solaris Strategies Singapore.

Selama perjalanannya di Singapura, Harris akan bertemu dengan presiden dan perdana menteri dan singgah di Pangkalan Angkatan Laut Changi, di mana dia akan berbicara dengan para pelaut AS di atas kapal USS Tulsa yang sedang berkunjung.

Baca Juga: Petani Majalengka Mencoba Kembangkan Padi Merah

Dia direncanakan tiba di Hanoi pada Selasa malam, dan akan menjadi wakil presiden AS pertama yang mengunjungi Vietnam.

Dia akan mengadakan pertemuan dengan pemerintah Vietnam, menghadiri pembukaan cabang regional Asia Tenggara dari Pusat Pengendalian Penyakit AS, dan bertemu dengan perwakilan masyarakat sipil di negara komunis itu.

Dia pun dijadwalkan untuk mengikuti pertemuan secara virtual dengan para pejabat Asia Tenggara yang akan fokus membahas masalahan penanganan pandemi virus corona.***

Editor: Yudhi Prasetiyo

Sumber: NDTV


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah