Inggris Akan Mengenali Penggunaan Vaksin Corona Covaxin, Tanpa Karantina Bagi Wisatawan yang Telah Divaksinasi

- 9 November 2021, 20:30 WIB
Inggris akan mengenali penggunaan vaksin corona Covaxin.
Inggris akan mengenali penggunaan vaksin corona Covaxin. /Reuters

ZONA PRIANGAN - Inggris mengatakan akan mengakui vaksin corona pada Daftar Penggunaan Darurat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada akhir bulan ini, menambahkan Sinovac China, Sinopharm dan Covaxin India ke daftar vaksin yang disetujui oleh negara tersebut bagi wisatawan yang datang ke Inggris.

Dikutip dari NDTV, perubahan yang mulai diberlakukan pada 22 November mendatang akan menguntungkan sejumlah warga negara yang telah divaksinasi penuh, termasuk Uni Emirat Arab, Malaysia dan India.

Aturan perjalanan sedang disederhanakan lebih lanjut karena semua orang dengan rentang usia di bawah 18 tahun, yang telah divaksinasi sepenuhnya akan dapat memasuki Inggris tanpa proses karantina pada saat kedatangan, Departemen Transportasi mengatakan pada Senin, 8 November 2021.

Baca Juga: Refly Harun: Jokowi Sudah Membebaskan Menteri-menterinya 'Jual Diri' Untuk Meningkatkan Elektabilitasnya

Baca Juga: Hulk Iran dan Martyn Ford Sudah Menyimpan Dendam Sejak 2018, Duel Mereka Dijadwalkan 2 April 2022

Sebelumnya, Inggris telah mengeluarkan pedoman perjalanan baru terkait corona. Menurut aturan itu, warga negara India yang telah mendapatkan vaksinasi corona sepenuhnya dengan mengunakan Covaxin tidak dianggap divaksinasi di Inggris dan harus menjalani masa karantina selama 10 hari.

Perubahan lainnya menyatakan bahwa hanya orang yang telah divaksinasi yang disetujui di Inggris, Eropa dan AS atau program vaksin Inggris di luar negeri saja yang dianggap divaksinasi penuh. Vaksin yang termasuk dalam program tersebut antara lain vaksin Oxford-AstraZeneca, Pfizer-BioNTech, Moderna dan Johnson & Johnson.

Aturan-aturan ini telah menimbulkan perdebatan tentang 'diskriminasi vaksin'. Bereaksi terhadap aturan Inggris, Mantan menteri Union Ramesh dan Tharoor menyebut keputusan vaksin itu "ofensif dan berbau rasisme".

Baca Juga: Rusia Menandatangani Kontrak untuk Mengembangkan Helikopter Terbarunya Bersama dengan China

Ramesh menulis di Twitter, “Benar-benar aneh mengingat Covishield awalnya dikembangkan di Inggris dan The Serum Institute, Pune telah memasok ke negara itu juga! Ini berbau rasisme".***

Editor: Yudhi Prasetiyo

Sumber: NDTV


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x