ZONA PRIANGAN - Serangan kalajengking Androctonus crassicauda (pembunuh manusia) di Aswan Mesir telah menewaskan tiga orang.
Selain itu, sengatan kalajengking beracun itu, telah mengirimkan lebih dari 400 orang ke rumah sakit untuk mendapat perawatan.
Media yang dikelola Pemerintah Mesir menyebutkan, kalajengking panik dan menyerang warga karena terjadi banjir di Provinsi Aswan.
Baca Juga: Manajer Restoran Disiram Semangkuk Sop Meksiko oleh Pelanggan, Pelaku Akhirnya Ditangkap Polisi
Untuk menyelamatkan nyawa, rumah sakit dengan segera memberikan serum anti racun bagi warga yang telah disengat kalajengking arakhnida.
Namun, penjabat Menteri Kesehatan Khalid Abdel-Ghafar mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tidak ada kematian yang dilaporkan akibat sengatan tersebut.
Kementerian Kesehatan telah meyakinkan masyarakat bahwa mereka memiliki stok anti-bisa yang cukup besar, mencatat bahwa 3.350 dosis tersedia di Aswan.
Hujan deras dan banjir berikutnya juga memaksa pemerintah setempat untuk menangguhkan kegiatan sekolah, kata Gubernur Ashraf Attia.
Orang yang disengat kalajengking mengatakan gejala mereka termasuk sakit parah, demam, berkeringat, muntah, diare, tremor otot, dan kepala berkedut.
Pegunungan Aswan adalah rumah bagi kalajengking ekor gemuk Arab, atau Androctonus crassicauda, yang diterjemahkan dari bahasa Yunani menjadi "pembunuh manusia".
Baca Juga: Gereja Tuhan Yang Mahakuasa China Percaya Yesus Kembali ke Bumi dalam Wujud Seorang Wanita
Mereka dianggap sebagai kalajengking paling berbahaya di dunia, dengan racun yang sangat mematikan
Racun Androctonus crassicauda dapat membunuh orang dewasa dalam waktu satu jam setelah disengat.
Sengatan mereka diketahui menyebabkan beberapa kematian manusia dalam setahun, tulis Aljazeera.
Kalajengking Androctonus crassicauda memiliki panjang 8-10cm (3-4 inci) dan bergantung pada getaran dan suara untuk menemukan mangsanya karena memiliki penglihatan, pendengaran, dan penciuman yang buruk.
Foto dan rekaman video yang beredar di media sosial menunjukkan jalan-jalan yang tergenang air dan merusak rumah, kendaraan, dan lahan pertanian.
Harian Al-Ahram melaporkan kematian tersebut, mengutip Ehab Hanafy, wakil sekretaris Kementerian Kesehatan di Aswan.***