Amerika Serikat Mengendus Rusia Akan Melakukan Operasi 'Bendera Palsu' untuk Dalih Invasi ke Ukraina

- 15 Januari 2022, 05:19 WIB
Perang lebih dekat di Eropa daripada dalam 30 tahun, seorang politisi mengklaim.*
Perang lebih dekat di Eropa daripada dalam 30 tahun, seorang politisi mengklaim.* /The Sun/

ZONA PRIANGAN - Amerika Serikat merilis temuan intelijen bahwa pasukan Rusia akan melakukan operasi 'bendera palsu' di Ukraina.

Data intelijen itu menyebutkan, pasukan khusus Vladimir Putin itu sudah terlatih dalam bahan peledak.

Dalam operasinya, pasukan khusus itu menciptakan dalih untuk menyerang Ukraina, kata seorang pejabat AS.

Baca Juga: CIA Beri Pelatihan Pasukan Khusus Ukraina Cara Membunuh Orang Rusia Ketika Terjadi Konflik

Sementara itu, penasihat keamanan nasional AS, Jake Sullivan mengatakan, Rusia mengumpulkan puluhan ribu tentara di perbatasan Ukraina, "membuat dalih untuk invasi".

Seorang pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan Rusia dapat memulai operasi beberapa minggu sebelum invasi militer.

Pejabat itu berkata: "Kami memiliki informasi yang menunjukkan bahwa Rusia telah menempatkan sekelompok pasukan untuk melakukan operasi bendera palsu di Ukraina timur."

Baca Juga: China Gunakan Agen Perangkap Madu yang Cantik untuk Menjebak Mangsa di Parlemen, Akademisi dan Penguaha

"Pasukan dilatih dalam perang perkotaan menggunakan bahan peledak untuk melakukan tindakan sabotase terhadap pasukan proksi Rusia sendiri," ucapnya yang dikutip The Sun.

Menurut pejabat itu, Rusia pada saat yang sama meningkatkan kampanye disinformasi di media sosial, termasuk posting yang menuduh Ukraina melakukan pelanggaran hak dan Barat memprovokasi ketegangan.

Dia menambahkan: "Informasi kami juga menunjukkan bahwa aktor pengaruh Rusia sudah mulai membuat provokasi Ukraina di negara dan media sosial untuk membenarkan intervensi Rusia dan menabur perpecahan di Ukraina."

Baca Juga: Dr Li-Meng Yan Tahu Rencana Militer China Akan Gunakan Aerosol untuk Ganggu Persediaan Pangan Dunia

Amerika Serikat telah berulang kali menuduh Rusia menyebarkan konspirasi dan disinformasi di media sosial.

Pejabat AS mengatakan pembenaran berbahasa Rusia untuk narasi Moskow di Ukraina di media sosial telah melonjak 200 persen pada Desember menjadi hampir 3.500 posting per hari.

Sullivan mengatakan, Rusia telah menggunakan taktik serupa pada 2014 ketika merebut Krimea dan mendukung pemberontakan yang sedang berlangsung di Ukraina timur.

Baca Juga: Amerika Serikat Harus Siap Perang di Ukraina, Farkas: Jangan Biarkan Putin Merebut Tanah Lagi

Dia berkata: "Kami melihat buku pedoman ini pada tahun 2014. Mereka sedang mempersiapkan buku pedoman ini lagi."

Amerika Serikat merilis temuan tentang rencana bendera palsu setelah seminggu pembicaraan dengan Rusia untuk meredakan ketegangan.

Putin telah membantah rencana untuk menyerang Ukraina tetapi menuntut jaminan keamanan dari Barat, termasuk janji untuk tidak memperluas NATO ke timur.

Baca Juga: Buaya Pura-pura Mati, Ketika Ditelan Piton Ternyata Menyerang dari dalam Membuat Ular Itu Perutnya Pecah

Sullivan kemarin mengatakan Amerika Serikat lebih suka diplomasi tetapi siap untuk "membela" sekutu dan untuk membebankan biaya ekonomi besar pada Rusia jika menyerang.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: The Sun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x