Vladimir Putin Memilih Jalan Pertumpahan Darah, Memulai 'Operasi Militer Khusus' di Ukraina Timur

- 24 Februari 2022, 14:29 WIB
Perwakilan Tetap Inggris untuk PBB Barbara Woodward menyaksikan Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield menyandarkan tangannya pada Duta Besar Ukraina untuk PBB Sergiy Kyslytsya setelah pertemuan Dewan Keamanan PBB tentang konflik Rusia-Ukraina Timur di Markas Besar PBB di New York City pada Rabu. Di ibukota Ukraina mulai terdengar ledakan dari timur ke arah bandara internasional kota.
Perwakilan Tetap Inggris untuk PBB Barbara Woodward menyaksikan Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield menyandarkan tangannya pada Duta Besar Ukraina untuk PBB Sergiy Kyslytsya setelah pertemuan Dewan Keamanan PBB tentang konflik Rusia-Ukraina Timur di Markas Besar PBB di New York City pada Rabu. Di ibukota Ukraina mulai terdengar ledakan dari timur ke arah bandara internasional kota. /UPI/John Angelillo

ZONA PRIANGAN - Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan dimulainya "operasi militer khusus" di Ukraina Timur sementara Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa sedang dalam sesi darurat mencoba upaya terakhir untuk mencegah perang.

Putin mengumumkan operasi itu dalam pidato televisi Kamis pagi, menyatakan tujuannya adalah "demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina," lapor The New York Times, mengacu pada istilah World Word II tentang pembersihan ideologi Nazi Jerman dan Austria.

Pengumuman itu muncul beberapa jam setelah Kremlin mengatakan pemberontak yang didukung Rusia di wilayah Donetsk dan Luhansk Ukraina Timur yang memisahkan diri, yang secara kolektif dikenal sebagai wilayah Donbas, meminta bantuan militer.

Baca Juga: Kota Kharkiv Mengalami Pengeboman Hebat, Ledakan Menghantam Gedung Tinggi di Kyiv, Ratusan Korban Berjatuhan

"Saya telah mengambil keputusan untuk melakukan operasi militer khusus," kata Putin. "Tujuannya adalah untuk membela orang-orang yang selama delapan tahun menderita penganiayaan dan genosida oleh rezim Kyiv," katanya.

"Untuk ini, kami akan bertujuan untuk demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina, serta membawa ke pengadilan mereka yang melakukan banyak kejahatan berdarah terhadap warga sipil, termasuk warga Federasi Rusia."

Dikutip dari UPI.com, 23 Februari 2022, Putin mengatakan semua tentara Ukraina yang meletakkan senjata mereka akan diizinkan meninggalkan "zona pertempuran".

Baca Juga: AS Mengimbau Warganya untuk Tidak Bepergian ke 4 Negara Asia Ini karena Alasan COVID-19

Rusia tidak berencana untuk menduduki Ukraina, katanya.

Halaman:

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: UPI.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x